Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Silvanus Alvin
Dosen

Silvanus Alvin adalah dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.

Emosi Presiden Jokowi di Media Sosial

Kompas.com - 19/04/2023, 12:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SALAH satu tren dari di era digital saat ini menempatkan visual sebagai primadona konten. Visual di sini termasuk di dalamnya seperti foto, video, meme, maupun teks yang disajikan secara animasi.

Di era digital, visual juga membantu menciptakan citra yang kuat dan dapat memengaruhi persepsi publik tentang suatu isu atau tokoh politik. Contohnya, kampanye politik menggunakan desain grafis dan visual yang menarik untuk mempromosikan kampanye politik dan membentuk identitas merek politik yang kuat.

Lebih lanjut, visual juga digunakan dalam media sosial untuk menggambarkan fakta, data, dan informasi yang kompleks dalam bentuk yang mudah dipahami dan menarik. Karena itu, visual dapat membantu menghasilkan kesadaran dan pemahaman yang lebih luas tentang isu-isu politik yang kompleks.

Asumsi pentingnya visual saat ini didukung dengan tingginya pengguna Instagram di dunia, mencapai 1,32 miliar pada Januari 2023. Sementara itu, per Februari 2023, terdapat 106,72 juta pengguna Instagram berasal dari Indonesia. Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai pengguna Instagram nomor empat terbanyak di kancah internasional.

Baca juga: Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil Respons Pernyataan Jokowi, Pakar Komunikasi Politik: Simbol Berbalas Simbol

Fakta dan data numerik tersebut menjadi sebuah peluang dalam bidang komunikasi politik yang akan dimanfaatkan. Beberapa penelitian, baik dalam negeri maupun luar negeri, telah membahas peran besar dari konten visual dalam menarik perhatian serta mempersuasi publik.

Salah satu alasan publik tertarik dengan konten visual adalah kemampuan konten visual secara kasat mata mampu menggugah emosi individu yang melihatnya. Dengan demikian, si pembuat konten akan sedemikian rupa mempersiapkan serta memproduksi konten dengan menyesuaikan dengan publik sasarannya.

Emosi Umum dalam Komunikasi Politik

Dalam komunikasi politik, emosi seperti apa paling umum digunakan? Tulisan ini akan menjadikan peristiwa Indonesia sebagai tuan rumah G20 di Bali sebagai studi kasus. Fokus utamanya adalah emosi yang disajikan Presiden Jokowi kepada para pengikutnya di media sosial Instagram.

Pemilihan studi kasus ini tidak lepas dari kenyataan bahwa sebagai Kepala Negara di forum internasional yang bersejarah, Presiden Jokowi tentu akan menampilkan emosi terbaiknya di hadapan para pemimpin dunia.

Agar valid secara data dan metode, terdapat 98 visual dari Instagram Jokowi yang dianalisis oleh penulis pada rentang 15-16 November 2022. Selanjutnya, visual tersebut dioleh menggunakan Amazon Web Service (AWS) Rekognition.

AWS Rekognition merupakan platform berbasis machine learning yang mampu mengolah dan memberikan hasil emosi dengan tingkat kepercayaan mencapai 99,99 persen. Salah satu pola pemrosesan data ditempuh dengan cara melihat ekspresi wajah serta dibandingkan dengan ukuran emosi intrapersonal individu pada umumnya.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Presiden Jokowi menampilkan dua emosi utama di G20 Bali 2022 lalu, yaitu emosi senang dan emosi tenang. Keduanya termasuk sebagai emosi positif.

Emosi senang, lebih banyak ditampilkan Presiden Jokowi manakala menyambut para tamu undangan G20. Keberadaan serta keberagaman platform media sosial yang ada, tanpa disadari mendorong para penggunanya untuk menampilkan emosi positif demi mendulang emosi positif.

Baca juga: Pakar Ilmu Komunikasi Politik UNS: Pola dan Gaya Komunikasi Gibran Rakabuming Otentik dan Khas

Di Instagram, tidak ada fitur untuk “tidak menyukai”, hanya ada fitur “suka” yang ditandai lambang hati. Implikasi secara tidak langsung, pengguna jadi terdorong untuk menampilkan emosi senang supaya disukai oleh para pengikutnya.

Sementara, emosi tenang lebih ditunjukkan ketika Presiden Jokowi sedang memimpin rapat atau saat ada persoalan politik level internasional yang sedang dibahas. Menunjukkan emosi tenang sangat penting bagi seorang pemimpin karena memberikan indikasi bahwa mereka menguasai persoalan dan mampu mengatasinya.

Bila menunjukkan emosi cemas di media sosial, tentu berpotensi sekali menimbulkan dampak negatif secara politik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com