Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Unggahan soal Bentuk Hilal Ramadhan, seperti Apa?

Kompas.com - 23/03/2023, 17:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

“Sudut elongasi ini menentukan seberapa tebal cahaya hilal yang terlihat. Semakin besar sudut elongasinya, maka semakin tebal pula cahaya hilal yang terlihat,” jelas Andi.

Baca juga: Ramai soal Video Petir di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN

Cara melihat hilal

Lebih jauh Andi menjelaskan, pengamatan hilal dapat dilakukan dengan dua acara, yakni manual (dengan mata kepala) dan melalui instrumen modern.

Bila menggunakan mata kepala, itu harus didukung dengan 'gawang lokasi'.

“Gawang lokasi ini adalah instrumen falak yang memang diakui dalam syariah Islam, dan menurut sebagian besar ulama jika hilal dapat dilihat, tapi tidak menggunakan gawang lokasi, maka pengamatannya dianggap invalid,” ujarnya.

Adapun pengamatan hilal menggunakan instrumen modern dilakukan dengan teropong atau teleskop.

Teropong yang digunakan dapat berupa teropong medan berlensa satu (monokuler) dan berlensa dua (binokuler).

“Bisa juga menggunakan teleskop astronomis, yang mana semakin besar diameter lensanya, semakin panjang teleskopnya, maka cahaya yang dikumpulkan itu semakin besar dan hilal yang cukup redup memungkinkan untuk dapat dilihat,” terangnya.

Baca juga: Viral, Video Benda Disebut Meteor Meluncur ke Bungker Kaliadem, Ini Penjelasan BRIN

Sedangkan pengamatan menggunakan teleskop dapat dilihat langsung dan disambungkan terlebih dahulu ke CCD (charge coupled device).

Andi menjelaskan, CCD merupakan alat yang mengubah cahaya menjadi partikel electron yang kemudian dipikselasi menjadi sebuah gambar.

“CCD ini kemudian disambungkan ke laptop, barulah dengan aplikasi SharpCap kita bisa mengambil citra hilal,” ucapnya.

Baca juga: Apakah Matahari Akan Padam jika Disiram Seember Air yang Sama Besarnya? Ini Penjelasan BRIN

Hilal sebagai penentu awal Ramadhan

Untuk menentukan masuk awal Ramadhan, hilal harus berada di ketinggian tiga derajat dari ufuk dan elongasi geosentrik minimum 6,4 derajat sesuai dengan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Andi mengungkapkan, pengamatan dan penentuan hilal tersebut tidak hanya untuk Ramadhan, tapi juga untuk seluruh bulan di kalender hijriah.

“Pemerintah sendiri mengamati hilal untuk tiga bulan hijriah, yaitu Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah terkait untuk penentuan hari besar umat Islam,” tandasnya.

Baca juga: Kapan Mulai Puasa 2023? BRIN Perkirakan 1 Ramadhan 1444 H Bersamaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com