Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Video Petir di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN

Kompas.com - 18/03/2023, 11:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa munculnya petir di puncak Gunung Merapi baru-baru ini menjadi perbincangan warganet di Twitter.

Dari video yang diunggah akun ini, puncak Gunung Merapi yang semula tertutup awan dan asap hitam tebal tiba-tiba menyala akibat sambaran petir.

Video berdurasi tiga detik tersebut juga memperlihatkan sambaran petir muncul sebanyak empat kali.

Munculnya petir mengundang perhatian warganet lantaran peristiwa ini terjadi bersamaan ketika Gunung Merapi menunjukkan aktivitas vulkanik sejak dilaporkan erupsi pada Sabtu (11/3/2023) lalu.

"Petir di Merapi terekam cctv," tulis akun tersebut.

Hingga Sabtu (18/3/2023), video muncul petir di puncak Gunung Merapi sudah ditayangkan sebanyak 93.700 kali dan disukai 1.412 kali.

Lantas, mengapa bisa petir muncul di puncak Gunung Merapi yang sedang erupsi?

Baca juga: Pasca-rangkaian Awan Panas Gunung Merapi, Morfologi Kubah Barat Daya Berubah Signifikan

Penjelasan ahli BRIN

Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (Prima) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Albertus Sulaiman memberi penjelasan terkait munculnya petir di puncak Gunung Merapi yang sedang erupsi.

Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut diberi nama volcanic lighting atau badai petir yang disebabkan oleh letusan gunung api.

"Material vulkanik yang terlepas ke atmosfer menjadi 'awan vulkanik' dapat membangkitkan listrik statis," kata Albertus kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).

Ia melanjutkan, adanya listrik statis dapat menyebabkan lompatan muatan listrik antarawan vulanik.

Hal yang sama juga dapat terjadi antara awan vulkanik dengan awan biasa akibat evaporasi atau proses penguapan air.

Sehingga erupsinya sebuah gunung berapi dapat meningkatkan kemungkinan badai petir, seperti terjadi di puncak Gunung Merapi.

"Secara umum seperti itu. Potensi terjadi badai petir cukup tinggi," jelas Albertus.

Baca juga: Sepekan, Terjadi 68 Kali Awan Panas Guguran di Gunung Merapi

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com