Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Anak Harimau Putih, Bertubuh Kurus dan Dibuang di Tempat Sampah

Kompas.com - 20/03/2023, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Petugas kebersihan kebun binatang Attica Zoological Park, Athena, Yunani menemukan seekor anak harimau putih pada 28 Februari 2023.

Anak harimau putih yang baru berusia 3 bulan itu tergeletak lemas di tong sampah yang berada di tempat parkir kebun binatang.

Diduga kuat, hewan itu merupakan korban perdagangan satwa liar ilegal yang dibuang.

Pendiri kebun bintang Attica Zoological Park, Jean Jacques Lesueur mengatakan, pihaknya baru pertama kali menemukan anak harimau putih di kebun binatangnya.

"Kami memiliki sejumlah kasus hewan yang dibuang, tetapi biasanya adalah hewan peliharaan terlantas, seperti anak anjing, anak kucing, kura-kura. Tapi harimau? Tidak pernah," jelas dia, dilansir dari Reuters.

Baca juga: Disebut Sengaja Dibuat untuk Hiburan, Benarkah Harimau Putih Merupakan Kelainan Genetik?

Dibuang malam hari

Kamera CCTV kebun binatang menunjukkan detik-detik sebuah kendaraan melaju ke tempat sampah.

Kendaraan itu melaju tepat sehari sebelumnya pada malam hari.

Pihak berwenang berusaha untuk melacak pelat nomor kendaraan tersebut.

Baca juga: Mengenal Harimau Sumatera yang Terancam Punah...

Kondisi saat dibuang

Dokter hewan kebun binatang Noi Psaroudaki mengatakan, kondisi anak harimau putih yang dibuang itu sangat mengkhawatirkan.

Hewan itu tampak kurus dan mengalami dehidrasi yang serius.

"Dia mungkin diberi makan dengan pola makan yang tidak tepat. Dan dia sangat kekurangan vitamin dan mineral. Ini membuat tulangnya sangat rapuh," ujarnya, dikutip dari ABC News.

Hasil pemeriksaan CT scan menunjukkan, anak harimau putih itu memiliki pin logam yang ditempatkan di salah satu kakinya.

Pendiri kebun bintang Attica Zoological Park, Jean Jacques Lesueur mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menampung hewan tersebut.

Sebab, anak harimau putih itu harus dipindahkan ke tempat suaka margasatwa lantaran kebun binatang itu tidak memiliki satwa sejenisnya.

Baca juga: Selamatkan Harimau Sumatra!

Perdagangan satwa liar

Perdagangan satwa liar di Eropa merupakan bisnis yang bernilai miliaran euro.

Hewan-hewan yang diperjualbelikan secara ilegal itu umumnya berasal dari Asia dan Afrika.

"Kita tahun bahwa hewan memasuki Yunani secara ilegar, ular, harimau. Ini bukan pertama kalinya harimau masuk," ujar Maria Ganoti, Kepala Asosiasi Penyelamatan Satwa Liar di Yunani ANIMA dalam The National News.

Di sisi lain, Penjaga kebun binatang untuk kucing, Andrea Carny menuturkan bahwa harimau bukanlah hewan peliharaan.

"Seekor harimau pasti tidak bisa menjadi hewan peliharaan. Ia adalah hewan yang sangat berbahaya, dengan insting membunuh yang sangat besar," terangnya.

Harimau juga memiliki ukuran yang besar, pola makan, dan cukup agresif sehingga akan sulit untuk dipelihara.

Baca juga: Harimau Ragunan Positif Covid-19, Ini Gejala Covid-19 pada Hewan

Habitat asal harimau putih

Dikutip dari Kompas.com (5/11/2022), harimau putih adalah hewan yang ditemukan di Asia, seperti India, Nepal, Bhutan, dan Bangladesh.

Harimau putih merupakan spesies harimau terbanyak di dunia. Namun, populasinya terus mengalami penurunan.

Bahkan, selama 50 tahun terakhir, harimau putih sulit dijumpai di alam liar.

Keberadaan harimau putih menjadi langka karena adanya perburuan atau penangkapan.

Harimau putih ini diperdagangkan secara ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan yang eksotis.

Baca juga: Peningkatan Populasi Harimau di Nepal Harus Dibayar Mahal dengan Nyawa Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com