KOMPAS.com - Kasus perampokan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) disertai penembakan di Lampung menyita perhatian publik dalam beberapa hari terakhir.
Video detik-detik perampokan itu pun menyebar di berbagai platform media sosial.
Seperti diketahui, aksi perampokan itu terjadi pada Jumat (17/3/2023) pagi di BPR Artha Kedaton Makmur, Bandar Lampung.
Dalam insiden tersebut, tiga orang disebut menjadi korban penembakan. Rinciannya, dua orang pegawai BPR dan seorang sekuriti Bank Mayora.
Diketahui, pelaku merupakan seorang warga Kecamatan Tanjung, Karang Timur yang berinisial HG.
HG juga disebut memiliki sebuah toko material bernama Logam Jaya.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Lampung Kombes Pol Reynold Elisa P Hutagalung menuturkan, dugaan motif perampokan ini karena masalah ekonomi.
"Motif awal masalah perekonomian, jadi pelaku ini sulit mendapatkan pekerjaan dari proyek (toko bangunan) pencarian nafkahnya," kata Reynold, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (19/3/2023).
Kendati demikian, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap pengakuan pelaku.
Video pengakuan pelaku terkait motif perampokan juga sebelumnya banyak beredar di WhatsApp. Dalam video, tampak HG sedang diwawancarai oleh seseorang.
"Lagi butuh uang pak, usaha saya lagi jatuh," ungkap HG.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Bandar Lampung Kombes Ino Harianto menjelaskan, motif pelaku merampok bank adalah untuk membeli putau.
"Pelaku sudah mengaku hasil tindak kriminal itu untuk membeli putau," kata dia.
Baca juga: Pelaku Perampokan di Lampung Punya Toko Material dengan 4 Karyawan, Dikenal Ramah oleh Tetangga
Keberadaan toko material HG ini juga telah dikonfirmasi oleh seorang pedagang boneka yang juga merupakan tetangga toko HG.
"Iya, ini punya bapak yang ditangkap kemarin, saya tidak menyangka kok dia bisa berbuat seperti itu padahal kesehariannya baik," kata pedagang boneka yang bernama Dwi, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).
Berdasarkan pengakuan Dwi, HG juga memiliki sejumlah kendaraan dan karyawan.
Sementara Ketua RT setempat, Sunaryo menuturkan, toko material itu sudah berdiri lebih dari 5 tahun.
Kendati demikian, ia tidak begitu mengenal HG, karena bukan warga sekitar.
"Saya tidak mengetahui secara pasti, karena yang bersangkutan tidak pernah laporan ke sini," ujarnya.
"Setahu saya pelaku hanya mengontrak dan tidak tinggal disini, ruko itu buka pukul: 08.30 WIB dan tutupnya sekira pukul 17.00 WIB," sambungnya.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, perampokan terjadi ketika seorang teller Bank Artha berinisial AGN selesai mengambil uang di Bank Mayora.
Diketahui, Bank Mayora berlokasi tak jauh dari Bank Artha.
Saat itu, AGN didampingi oleh sekuriti Bank Artha bernama Tito Alexander. Setelah mengambil uang, AGN kembali ke Bank Arta dengan kawalan sekuriti kedua bank.
"Tiba-tiba dari arah belakang muncul pelaku dan berusaha merebut tas berisi uang yang dibawa korban Tito," kata Pandra, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (17/3/2023).
Pengawalan sekuriti ini dilakukan karena AGN membawa uang dalam jumlah besar.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Eks Wali Kota Jadi Tersangka
(Sumber: Kompas.com/Tri Purna Jaya | Editor: Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief, Reza Kurnia Darmawan, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.