Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thrifting Sedang Digandrungi, Bagaimana Asal-usulnya di Indonesia?

Kompas.com - 18/03/2023, 08:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Membeli pakaian bekas impor atau thrifting tengah digemari masyarakat di Indonesia dan menjadi fenomena baru.

Dilansir dari laman Universitas Ciputra, thrifting berasal dari kata thrift yang artinya barang bekas impor.

Kondisi barang ini biasanya seperti baru, namun terdapat cacat di beberapa titik, atau tidak 100 persen mulus.

Barang thrift biasanya banyak diburu masyarakat lantaran jumlahnya yang terbatas.

Adapun thrifting adalah kegiatan membeli barang bekas yang masih layak untuk dipakai.

Kendati demikian, fenomena thrifting disebut dapat mengganggu industri tekstil di dalam negeri.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

"Sudah saya perintahkan untuk mencari betul. Dan sehari, dua hari sudah banyak yang ketemu. Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri. Sangat mengganggu," ujarnya, dilansir dari Kompas.com Kamis (16/3/2023).

Lantas, bagaimana asal-usul budaya thrifting di Indonesia?

Baca juga: Asal-usul Tombol Pintasan Ctrl+C, Ctrl+V, Ctrl+X, dan Ctrl+Z

Awal mula budaya thrifting

Tak hanya di Indonesia, thrifting juga bersebar di berbagai negara di dunia.

Menurut Gafara dalam A Brief History of Thrifting (2019), fenomena thrifting berawal ketika revolusi industri terjadi, atau sekitar 1760-1840.

Pada revolusi industri saat itu, terjadi perubahan pemikiran bahwa pakaian adalah barang yang digunakan sekali pakai sehingga jumlah pakaian bekas meningkat.

Pakaian bekas tersebut biasanya digunakan oleh para imigran.

Kemudian, keadaan berbalik pada 1920 ketika terjadi krisis besar-besaran di Amerika.

Baca juga: Dilarang Pemerintah, Mengapa Thrifting di Indonesia Sangat Diminati?

Saat itu, banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan sehingga mereka membeli pakaian baru melalui thrift shop.

Memasiki 1990, thrifting berubah menjadi fesyen.

Hal itu berawal dai Kurt Cobain dan isterinya, Courtney Love yang secara tidak langsung mempromosikan thrifting style.

Mereka mengenakan ripped jeans, flannel shirt, dan layering.

Pada 2000, thrifting menjadi gelombang baru dan membentuk industri yang banyak digemari masyarakat.

Baca juga: Ramai soal Kemenkop UKM Larang Thrifting karena Dinilai Merusak Industri Dalam Negeri

Budaya thrifting di Indonesia

Dikutip dari studi Feby Febriyadi Nur Rizka tentang "Fashion Thrifting sebagai Budaya Populer di Kalangan Mahasiswa", budaya thrifting tumbuh dan berkembang di Bandung pada 1990-2000.

Pakaian ini identik dengan pemusik, pemain skateboard, dan streetwear.

Tak bisa dipungkiri bahwa Bandung menjadi pusat fesyen mode pada saat itu.

Pakaian bekas banyak dijual di Pasar Baru (1994-1995), Cibadak (1996-1997), Kebon Kelapa (2000-an), dan berpindah ke pasar Tegallega (2002-2003).

Lalu berakhir di Pasar Gedebage Bandung hingga saat ini.

Baca juga: Fenomena Thrifting Sedang Digandrungi, Apa Pemicunya?

Faktor budaya thrifting semakin berkembang

Thrifting membudaya dan digemari oleh segala lapisan masyarakat di Indonesia karena berbagai faktor.

Dilansir dari penelitian Muyan & Muzakkir (2021), terdapat dua alasan yang menyebabkan thrifting semakin digemari, yakni ekonomi dan tren.

Mulanya, berburu pakaian bekas yang diimpor ke Indonesia memiliki harga yang lebih murah dari barang barus hasil produksi tekstil dalam negeri.

Dorongan faktor ekonomi ini membuat masyarakat dari kalangan ekonomi rendah lebih memilih untuk membeli pakaian bekas.

Namun, berburu pakaian bekas kini bergeser menjadi sebuah tren.

Baca juga: Viral, Utas Pemilik Olshop Baju Bekas di Makassar Aniaya dan Keroyok Pembeli, Polisi: Pelaku Marah karena Korban Minta Kembali Uang Pembelian

Alhasil, budaya membeli pakaian bekas ini tidak hanya dilakukan masyarakat kalangan ekonomi rendah, tetapi juga mereka dari kalangan menengah ke atas.

Selain tren, alasan masyarakat menengah ke atas memilih ikut thrifting adalah karena modelnya yang unik dan memiliki gaya tersendiri.

Di sisi lain, masyarakat juga bisa mendapatkan barang yang berkualitas, bermerek, stylish dengan harga yang miring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com