Tubuh orang dengan kelebihan berat badan akan memproduksi lebih banyak asam urat. Bukan hanya itu, ginjal juga akan bekerja lebih untuk menyaring dan mengeluarkan asam urat.
Penyakit dan kondisi medis tertentu turut meningkatkan risiko asam urat. Beberapa kondisi medis yang dimaksud, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, sindrom metabolik, serta penyakit jantung dan ginjal.
Aspirin dosis rendah dan beberapa obat untuk mengontrol hipertensi, termasuk diuretik thiazide, inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE), dan beta blocker, dapat meningkatkan kadar asam urat.
Jika anggota keluarga menderita asam urat, maka risiko untuk mengalami penyakit serupa pun akan lebih besar.
Wanita cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih rendah. Oleh karena itu, penyakit ini lebih sering terjadi pada pria.
Namun, setelah menopause, wanita juga lebih berisiko terkena asam urat sama seperti pria.
Adapun pria, lebih mungkin terkena asam urat lebih awal, antara usia 30-50 tahun. Sedangkan, wanita umumnya mengalami tanda dan gejala setelah menopause.
Baca juga: 6 Sayuran Penurun Asam Urat, Rendah Purin dan Kaya Nutrisi
Tanda dan gejala asam urat hampir selalu terjadi secara tiba-tiba. Selain itu, gejala juga lebih sering terjadi pada malam hari.
Berikut sejumlah gejala asam urat yang patut diwaspadai:
Gout biasanya menyerang jempol kaki, meski bisa terjadi pada sendi mana pun.
Sendi lain yang sering terserang nyeri akibat asam urat ini termasuk pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan dan jari-jari.
Rasa sakit paling parah yang dirasakan bisa berlangsung selama 4-12 jam pertama setelah serangan pertama mulai.
Setelah rasa sakit atau nyeri mereda, sendi akan merasakan ketidaknyamanan. Rasa tidak nyaman ini bisa berlangsung hingga beberapa hari atau minggu.
Pada serangan asam urat selanjutnya, rasa tidak nyaman bisa bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak persendian.
Sendi yang terkena asam urat akan menjadi bengkak, terasa lunak, hangat, dan kemerahan.