Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Olahraga di Tempat Dingin atau Ber-AC Akan Sia-sia?

Kompas.com - 06/03/2023, 07:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Michael menegaskan, keringat bukanlah patokan apakah olahraga yang dilakukan sudah cukup atau tidak.

Cara mengukur kecukupan olahraga, menurutnya, harus dilihat dari tujuan melakukannya.

Pertama, olahraga bertujuan untuk pertandingan dan memenangkan piala, maka dikatakan cukup apabila berhasil mengantongi piala.

"Yang dikejar bukan sehat, tetapi piala. Kalau menang berarti latihannya bagus, kalau kalah berarti latihannya kurang," kata dia.

Kedua, apabila olahraga bertujuan untuk kesenangan, maka rasa senang saat menjalani kegiatan ini harus menjadi patokan.

Ketiga, berolahraga dengan tujuan kesehatan. Michael menjelaskan, tujuan ini diukur dari seberapa jauh berubahnya tingkat kesehatan.

"Dulu jarang olahraga sering pusing, sekarang (setelah berolahraga) tidak. Dulu tensi tinggi, sekarang sudah bagus, terkontrol," tuturnya.

"Dengan demikian, kita tidak pernah melihat keringat sebagai ukuran," lanjutnya.

Baca juga: Kebiasaan Olahraga Lari yang Aman bagi Usia 50 Tahun ke Atas

Michael menerangkan, agar olahraga untuk kesehatan aman dan tetap membuahkan hasil, penting untuk mengetahui detak jantung saat berolahraga.

Berikut rumus menghitung detak jantung saat berolahraga:

  • 220 - usia (dalam tahun)

Sebagai contoh, apabila saat ini berusia 20 tahun, maka detak jantung 100 persen adalah 220-20=200 kali denyutan per menit.

Batas minimal adalah 60 persen, maka 60 persen dikali 200, hasilnya 120 kali denyutan per menit.

Sementara batas maksimal adalah 80 persen, sehingga 80 persen dikali 200, hasilnya 160 kali denyutan per menit.

"Jadi berapa range olahraganya? Antara 120 sampai 160 kali denyutan per menit. Kalau lebih dari 160 itu kelebihan. Kalau kurang dari 120, itu tidak ada gunanya," jelas Michael.

"Itu baru kita katakan tidak ada gunanya kalau kita berlatih kurang dari batasan minimal," imbuhnya.

Baca juga: Cara Menurunkan Detak Jantung Tinggi Saat Olahraga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com