Imacayya berstatus sebagai putri raja dari salah satu kerajaan di Tanete, namun KH Ali Yafie harus kehilangan ibunya ketika ia berusia 10 tahun.
Baca juga: Latar Belakang Lahirnya Nahdlatul Ulama
Lahir di keluarga Islam yang begitu kental, KH Ali Yafie sempat menekuni pekerjaan sebagai hakim Pengadilan Agama Ujung Pandang pada 1959-1962.
Perjalanan kariernya berlanjut sebagai Inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur pada 1962-1965.
Tak berhenti sampai di situ, KH Ali Yafie pun terjun ke dunia pendidikan sebagai Dekan Fakultas Ishuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ujung Pandang.
Ia kemudian terpilih sebagai wakil Rais Aam PBU pada muktamar 1989 di Krapyak.
Baca juga: Sejarah Berdirinya NU, Selamat Milad Ke-96 Nahdlatul Ulama!
Jabatan sebagai PJ Rais Aam PBU sempat diemban KH Ali Yafie pada 1991-1992 setelah wafatnya KH Ahmad Shiddiq.
Almarhum melanjutkan perjalanan karirnya sebagai Ketum MUI pada 1998-200 dan Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta pada 2002-2005.
Di sisi lain, ia juga mengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Pondok pesantren tersebut telah didirikan oleh KH Ali Yafie sejak 1947.
Baca juga: Tokoh-tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.