Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Menyiksa Hewan adalah Tanda Psikopat, Benarkah?

Kompas.com - 22/02/2023, 07:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara itu, kekerasan pasif adalah bentuk penyiksaan tanpa latar belakang, misalnya lupa memberi makan atau minum dalam jangka waktu yang lama.

Ternyata, ada latar belakang yang menjelaskan mengapa seseorang menyakiti hewan. Menurut perbincangan tim A&E dengan Dr. Chris Hensley, profesor hukum pidana di University of Tennessee di Chattanooga, diketahui orang yang menyiksa hewan memiliki kecenderungan untuk berada di posisi kuasa.

Baca juga: Terorisme Dalam Catatan Sejarah

Biasanya, mereka adalah orang-orang yang dianggap lemah. Pasalnya, banyak psikopat yang bermula dari pengucilan di lingkungannya sehingga timbul rasa ‘penolakan’.

Alhasil, mereka pun jadi pribadi yang tertutup hingga anti sosial. Untuk melampiaskannya, mereka biasanya menargetkan hewan sebagai pihak yang lebih lemah.

Selain itu, ada beberapa kasus kekerasan dalam rumah tangga yang akhirnya juga menewaskan hewan peliharaan. Akibatnya, menurut Dr. Chris, di Chattanooga pun terdapat rumah sakit hewan terdekat yang akan menampung hewan peliharaan secara gratis.

Bagaimana Jika Anak Sering Menyakiti Hewan?

Untuk menghindari perilaku ini, orangtua harus memiliki andil agar lebih peduli terhadap tumbuh kembang anak-anak.

Pasalnya, anak yang mengalami kekerasan rentan melampiaskannya ke benda atau bahkan hewan yang tak bersalah. Sangat perlu untuk mengenalkan sejak dini bahwa hewan diciptakan untuk hidup berdampingan dengan manusia.

Kita dapat melihat mayoritas psikopat atau pembunuh berantai berasal dari keluarga yang tak harmonis. Bahkan, mereka pernah menjadi korban kekerasan hingga pelecehan oleh orang-orang terdekat hingga menimbulkan trauma.

Trauma berkepanjangan yang tak ditangani inilah yang menjadi pemicu seseorang menjadi psikopat.

Itu sebabnya, kita harus lebih peduli terhadap sekitar, khususnya anak-anak. Berikanlah pengasuhan yang tepat untuk meminimalisasi perilaku buruk di kemudian hari. Jika sudah terlanjur, segera datangi psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jangan pernah menyepelekan tindak kejahatan meski itu adalah yang terkecil sekali pun.

Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Caroline? Apakah benar Hubert ingin membunuh kucing kesayangannya?

Temukan jawabannya dengan mendengarkan episode “Kucing Siluman [Pt.1]” dengan tautan akses dik.si/TNS5E1 dari siniar Tinggal Nama di Spotify.

Dengarkan juga kisah-kisah mencekam lainnya melalui playlist YouTube Medio by KG Media. Akses sekarang juga episodenya melalui tautan dik.si/TNS5E1.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com