Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Terorisme Dalam Catatan Sejarah

Kompas.com - 06/02/2023, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Dalam kehidupan, kita tak selalu mengalami hari-hari baik. Ada pula hari mengerikan yang membuat kita bergidik ketakutan. Misalnya saat mengetahui serangan terorisme atau bahkan kita yang menjadi korban peneroran.

Tentunya, hal ini berdampak pada kondisi mental kita. Teror yang dilancarkan akan membuat korbannya jadi penuh tanda tanya. Bahkan, korban pun akan mengalami perasaan cemas, takut, hingga trauma atas kejadian yang menimpanya.

Seperti ketiga tokoh dalam serial “Rubik” milik siniar Tinggal Nama episode “Sumpah!” dengan tautan bit.ly/TNRubikE4 yang mendapat teror digital mengerikan. Tak hanya itu, bahkan mereka pun juga diteror dalam bentuk mimpi dan barang.

Terorisme dalam Catatan Sejarah

Mengutip Britannica, istilah terorisme pertama kali diciptakan dari bahasa Prancis le terreur pada 1790 sebagai penggambaran aksi kaum revolusioner terhadap lawan mereka. Ini ditunjukkan oleh Maximilien Robespierre dari Partai Jacobin yang melakukan “pemerintahan teror” karena kerap melakukan eksekusi massal dengan guillotine.

Robespierre melakukan aksi itu secara brutal. Ia bahkan tega memenggal 40.000 orang yang menentang pemerintahannya.

Baca juga: Alexandra Tilman, Sajak Duka Santa Cruz

Kemudian, pada pertengahan abad ke-19, terorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Banyak orang percaya aksi ini efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial dengan cara membunuh orang-orang dalam pemerintahan.

Hal ini terlihat di Uni Soviet dan Jerman karena terdapat banyak kelompok anarkis, sosialis, fasis, dan nasionalis yang menentang pemerintahan Stalin dan Nazi. Selain itu, pada 1890, ada pula aksi terorisme Armenia yang melawan pemerintah Turki. Sayangnya, aksi ini berakhir dengan pembunuhan massal warga Armenia pada Perang Dunia I.

Kemudian, bentuk terorisme yang ditujukan untuk tokoh politik ini berubah. Pada tahun 1950-an, partai FLN (Front Pembebasan Nasional) di Aljazair mempopulerkan serangan acak yang mengarah ke masyarakat sipil. Hal ini dilakukan untuk memukul mundur pemerintah Prancis yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Serangan 9/11 Menjadi Aksi Terorisme Paling Mengerikan

Pada tahun 2000-an, dunia dikejutkan dengan salah satu aksi teror yang paling mengerikan. Dari sinilah aksi terorisme yang mengarah pada suatu agama tertentu muncul. Pada 11 September 2001, terdapat empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+