Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Seseorang Bisa Bermimpi? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.com - 21/02/2023, 21:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Mimpi adalah pengalaman bawah sadar atau halusinasi yang terjadi selama tahap tidur tertentu.

Dari sekian banyak hal yang diketahui tentang tidur, mimpi adalah salah satu yang masih sulit dijelaskan oleh banyak peneliti.

Meskipun tidak ada bukti pasti, mimpi biasanya merupakan pemikiran otobiografi berdasarkan aktivitas, percakapan, atau masalah lain dalam hidup seseorang yang baru saja dialami.

Meski para peneliti belum mengetahui secara pasti mengapa orang bermimpi dan dari mana mimpi berasal, namun ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa seseorang mengalami mimpi saat tidur.

Baca juga: 7 Makanan yang Bisa Memicu Mimpi Buruk

Apa yang menyebabkan mimpi?

Mengapa seseorang bisa bermimpi?iStockphoto/fizkes Mengapa seseorang bisa bermimpi?

Dilansir dari Clevelandclinic, ada teori bahwa sebagian besar mimpi terjadi selama fase tidur rapid eye movement (REM) atau fase tidur bermimpi, yang dilewati seseorang secara berkala di malam hari.

Bermimpi membantu seseorang mengkonsolidasikan dan menganalisis ingatan dan kemungkinan berfungsi sebagai "latihan" untuk berbagai situasi yang akan dihadapi seseorang di siang hari.

Sebuah studi mengenai tidur menunjukkan bahwa gelombang otak manusia hampir sama aktifnya selama siklus REM seperti saat ia bangun.

Para ahli percaya bahwa fase tidur REM dihasilkan oleh bagian batang otak, sedangkan otak depan yang akan menghasilkan mimpi.

Baca juga: Apa Saja Mimpi yang Paling Sering Dialami Orang di Seluruh Dunia?


Faktanya, jika batang otak terluka, seseorang dapat bermimpi meski tidak masuk ke fase tidur REM. Sebaliknya ketika otak depan mengalami cedera, seseorang bisa masuk fase tidur REM tetapi tidak bermimpi.

Dalam penelitian lain, diketahui bahwa mimpi lebih berasal dari imajinasi seseorang daripada persepsi atau pengalaman sensorik hidup yang dikumpulkan di otak depan.

Para ahli telah menemukan bahwa mimpi dapat menyertai kondisi kejiwaan seseorang.

Orang yang hidup dengan gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) lebih cenderung mengalami mimpi buruk.

Ini adalah manifestasi dari ketegangan bagi orang yang hidup dengan PTSD. Sebab mereka kerap mengulang ingatan pengalaman traumatisnya.

Baca juga: Terbangun karena Mimpi Terjatuh? Ternyata Ini Artinya

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com