Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Ingin Pelihara Kapibara, JAAN: Bukan Satwa yang Seharusnya Jadi Hewan Peliharaan

Kompas.com - 19/02/2023, 06:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kapibara tengah ramai menjadi perbincangan warganet, bahkan mendapatkan panggilan sendiri sebagai "Masbro".

Hewan pengerat terbesar di dunia ini dinilai memiliki sikap ramah, baik kepada sesama binatang maupun manusia.

Keunikan kapibara pun menarik beberapa orang untuk menjadikannya hewan peliharaan.

Misalnya akun Twitter ini, yang mengunggah twit ingin memelihara kapibara, pada Jumat (17/2/2023) siang.

Disertai unggahan video keseruan orang lain dengan kapibara sebagai hewan peliharaan, twit ini telah dilihat lebih dari 420.000 dan disukai oleh lebih dari 3.000 pengguna.

"Sumpah demi Allah gw BM banget pengen pelihara Capibara. Info orang jual Capibara area jkt dong gesss," tulis pengunggah.

Lantas, bolehkah memelihara kapibara?

Baca juga: Ramai soal Kapibara Disebut Masbro, Hewan Apa Itu?


Bukan satwa asli Indonesia

Salah satu pendiri Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Femke den Haas menjelaskan, kapibara adalah satwa asal Amerika Selatan.

Meski tidak terancam punah, akan tetapi mereka dilindungi di negaranya. Hal itu juga yang membuat satwa ini tidak cocok dijadikan sebagai hewan peliharaan di Indonesia.

"Tentu ini bukan satwa yang seharusnya jadi hewan peliharaan," ujar dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (18/2/2023).

Femke pun mengaku khawatir, viralnya kapibara akan berimbas pada tren kapibara sebagai hewan peliharaan.

Lantaran hanya tren, bisa saja kapibara banyak didatangkan dari jauh dan mati dalam perjalanan, hingga berdampak besar pada populasi.

Tak sampai di situ, Femke juga mengkhawatirkan pakan dan kebutuhan lain kapibara saat satwa ini masuk dan mulai merambah menjadi hewan peliharaan di Indonesia.

"Dari sisi pakan, kebutuhan, perilakunya tidak bisa dipenuhi. Akhirnya mereka bisa saja dibuang oleh pemiliknya," kata dia.

Jika hal tersebut terjadi, lanjut Femke, kapibara bisa menjelma menjadi alien species di Indonesia.

Baca juga: 5 Hewan Peliharaan Terkaya di Dunia, Kucing Taylor Swift Punya Harta Rp 1,5 Triliun

Alien species atau spesies pendatang sendiri merupakan satwa yang hidup di luar daerah asal. Cepat atau lambat, kedatangan spesies luar ini dapat menimbulkan berbagai efek pada spesies atau ekosistem lokal.

Femke menambahkan, sudah seharusnya satwa liar seperti kapibara tidak untuk dipelihara maupun berada di luar habitatnya.

Apabila ada di Indonesia pun, seperti di kebun binatang, Femke mengimbau untuk mengembalikannya ke negara asal.

"Saya rasa kapibara yang sudah ada di negara ini sebaiknya dikembalikan ke negara asalnya, di mana sesuai kebutuhan mereka," ungkapnya.

Kendati begitu, apabila tidak memungkinkan, dirinya meminta agar kapibara setidaknya hanya dirawat di kebun binatang dengan kondisi lingkungan menyerupai dan memenuhi kebutuhannya.

"Jangan dijadikan peliharaan di rumah," lanjut dia.

Baca juga: Ramai soal Kucing Busok Ras Asli Indonesia yang Diakui Dunia, Kucing Apa Itu?

Hewan ramah dan jinak

Adapun sebelumnya, dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Slamet Raharjo menjelaskan, kapibara adalah hewan pengerat alias rodensia.

Artinya, hewan bernama latin Hydrochoeros hydrochaeris ini merupakan kerabat marmut terbesar yang masih hidup selain Patagonian mara atau Dolichotis patagonum.

"Hewan ini juga berkerabat dengan Nutria (Myocorpus nutria)," terang Slamet kepada Kompas.com, Sabtu (5/2/2023).

Sebagai hewan rodensia kerabat dekat marmut, kapibara memiliki gigi seri pengerat tajam yang akan tumbuh seumur hidup.

Gigi seri yang super tajam ini, menurut Slamet, harus diasah agar tidak overgrown atau tumbuh terlalu panjang.

Baca juga: Benarkah Kucing Ras Lebih Suka Kawin dengan Kucing Kampung? Ini Kata Dokter Hewan

Caranya, yakni kapibara akan mengerat atau menggigiti benda keras seperti kayu.

"Gigi seri yang panjang ini menjadikan wajah kapibara tampak lucu," ujar Slamet.

Meski memiliki gigi seri super tajam, Slamet membenarkan bahwa kapibara justru berkarakteristik tenang dan hampir tidak pernah menggigit.

Karakter tenang dan tak pernah menggigit tersebut terjadi baik saat kapibara berinteraksi dengan hewan lain maupun manusia.

"Betul (jinak dan ramah), tidak takut orang," kata Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com