"Karena mereka survive di gorong-gorong dengan memakan tikus," terangnya.
Hal tersebut berbeda dengan Kobra Jawa atau Naja sputatrix yang memang hidup di lokasi terbuka, seperti perumahan dan persawahan.
"Kalau di Jabodetabek dari data memang yang paling banyak dijumpai atau dilaporkan adalah Kobra Jawa dan Sanca Batik seperti di unggahan Twitter," imbuhnya.
Baca juga: Viral, Video Penemuan Ular Piton di Plafon Rumah, Bagaimana Ceritanya?
Amir pun membagikan sejumlah cara mencegah ular masuk ke dalam rumah, terutama di tengah musim hujan.
Berikut beberapa caranya:
Amir menuturkan, untuk mengusir ular, manusia harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik hewan melata ini.
Menurut dia, ular adalah hewan yang sangat sensitif terhadap bau menyengat.
Oleh karena itu, masyarakat bisa mencegah kehadirannya dengan rajin mengepel lantai menggunakan cairan pembersih berbau menyengat.
"Kalau ada bau menyengat otomatis si ular juga akan menghindar, misalnya dengan cairan pel di pasaran. Harus rajin dipel," kata dia.
Baca juga: Salah Kaprah Tabur Garam untuk Usir Ular, Ini Penjelasannya
Cara mencegah ular masuk rumah selanjutnya, adalah dengan tidak menumpuk barang-barang seperti kardus.
Pasalnya, menurut Amir, ular sangat menyukai tempat-tempat gelap dan lembab seperti tumpukan barang.
Cara ketiga, yakni mengendalikan populasi tikus di dalam rumah.
Amir mengungkapkan, secara alami tikus adalah makanan ular. Untuk itu, tak heran apabila akan ada ular di dalam rumah dengan banyak tikus.
"Kalau rumah kita banyak tikusnya ya ular bakal ke situ," pungkasnya.
Baca juga: Capai 13 Meter, Titanoboa Jadi Ular Terbesar yang Pernah Hidup di Bumi