Adapun virus bisa bertahan hidup di lingkungan di mana ia terbawa pada sepatu, kaki, tempat tidur, kotak pasir dan sebagainya.
Virus ini bisa bertahan meskipun sudah digunakan didisinfektan menggunakan yodium dan alkohol.
Masa inkubasi virus berlangsung dua hingga tujuh hari setelah kucing bersentuhan dengan virus.
Virus bisa masuk melalui hidung dan mulut kucing.
Baca juga: 4 Tips Mengenalkan Kucing ke Teman Baru agar Tidak Bertengkar
Gejala kucing yang terkena Feline Panleukopenia, di antaranya:
Jika penyakit ini sampai mengenai anak kucing di masa awal kehamilan, maka bisa menyebabkan keguguran.
Anak kucing yang berada di dalam rahim saat kehamilan tahap terakhir juga berisiko mengalami hipoplasia sereblar saat lahir.
Kondisi ini adalah pembentukan otak yang tidak sempurna, sehingga mempengaruhi keseimbangan dan gerakan.
Pada akhirnya, kucing bisa mengalami tremor dan susah untuk berdiri.
Baca juga: Benarkah Semua Kucing Oranye Pasti Jantan?
Anak kucing yang terinfeksi kurang dari delapan minggu biasanya kondisinya akan memburuk.
Namun, jika pada kucing yang lebih tua, maka ada peluang besar untuk bertahan hidup asalkan perawatannya memadai.
Tak ada obat khusus untuk membunuh virus, tetapi bisa dibantu dengan perawatan dan pengobatan intensif untuk mendukung tubuh kucing mendapatkan kekebalannya sendiri.
Jika tak ada perawatan intensif pada kucing, maka 90 persen kasus kucing akan mati.
Perawatan berfokus pada perbaikan dehidrasi, nutrisi dan pencegahan infeksi sekunder.
Peluang kucing hidup makin meningkat jika ia bertahan selama lima hari. Selain itu, ingat selalu untuk melakukan isolasi agar kucing tak tertular.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.