"Kalau jurnalis tetap menjadikan teknik sebagai primadona, dia akan dilindas oleh AI. Kita butuh mereka, tapi wartawan yang mampu melihat secara psikologis dan filosofis seperti ini" tutupnya.
Baca juga: 5 Media Internasional Soroti Kasus Brigadir J dan Irjen Ferdy Sambo, Apa Kata Mereka?
Terpisah, pemerhati budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menilai, AI kini sudah menggantikan posisi media massa secara perlahan.
"Terus terang, sudah terjadi. Soal waktu saja," kata Firman, Kamis (9/2/2023).
Pernyataan Firman itu bukan tanpa alasan.
Kemunculan perangkat cerdas bernama Wordsmith beberapa tahun lalu, misalnya, dapat digunakan untuk menyusun produk artikel yang sangat mirip dengan artikel produk manusia.
Baca juga: Doxing, Ancaman bagi Pers di Era Digital
Selain menggunakan bahasa yang emosional, Wordsmith juga mampu memilih kata atau kalimat yang lebih mudah dipahami pembaca.
Menurutnya, perangkat cerdas itu bekerja dengan cara memilih elemen dari kumpulan data yang kemudian digunakan sebagai bahan menyusun artikel.
"Perusahan besar telah lama menggunakan jasa Wordsmith, seperti Gannett yang menerbitkan USA Today dan Yahoo News untuk artikel olahraga," jelas dia.
"Dengan cara-cara ini, perusahaan media mengaku telah membuat waktu luang bagi para jurnalisnya," sambungnya.
Sementara itu, Firman menyebut kemunculan ChatGPT yang berkemampuan lebih canggih daripada Wordsmith akan semakin menggerus posisi pekerja media.
Pasalnya, sangat sulit membedakan antara produk-produk ChatGPT dan produk tulisan manusia.
Baca juga: Profil Sir Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang Dapat Gelar Kehormatan dari Ratu Elizabeth II
Namun, ada kekosongan yang bisa diisi oleh pekerja media di tengah ancaman eksistensi dan relevansinya.
Ia menjelaskan, baik produk media sosial maupun AI, keduanya berpotensi tercemar oleh berita palsu atau hoaks.
Dalam hal ini, pekerja media dengan sumber informasinya yang terpercaya mampu mengisi ruang-ruang kosong yang ditinggalkan oleh media sosial dan AI.
"Artinya, terhadap berita yang diragukan kebenarannya, segera terkonfirmasi manakala jurnalis media massa mengenal betul sumber informasinya," ujar dia.
"Mungkin produk berciri pengenalan profesional macam ini yang diharapkan dari media massa sekarang," pungkasnya.
Baca juga: Mengenal GPT Zero, Aplikasi yang Bisa Mendeteksi Tulisan Buatan AI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.