Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pers Nasional, Mungkinkah Pekerja Media Akan Tergantikan oleh AI?

Kompas.com - 09/02/2023, 15:28 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Kalau jurnalis tetap menjadikan teknik sebagai primadona, dia akan dilindas oleh AI. Kita butuh mereka, tapi wartawan yang mampu melihat secara psikologis dan filosofis seperti ini" tutupnya.

Baca juga: 5 Media Internasional Soroti Kasus Brigadir J dan Irjen Ferdy Sambo, Apa Kata Mereka?

Sudah terjadi

Terpisah, pemerhati budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menilai, AI kini sudah menggantikan posisi media massa secara perlahan.

"Terus terang, sudah terjadi. Soal waktu saja," kata Firman, Kamis (9/2/2023).

Pernyataan Firman itu bukan tanpa alasan.

Kemunculan perangkat cerdas bernama Wordsmith beberapa tahun lalu, misalnya, dapat digunakan untuk menyusun produk artikel yang sangat mirip dengan artikel produk manusia.

Baca juga: Doxing, Ancaman bagi Pers di Era Digital

Selain menggunakan bahasa yang emosional, Wordsmith juga mampu memilih kata atau kalimat yang lebih mudah dipahami pembaca.

Menurutnya, perangkat cerdas itu bekerja dengan cara memilih elemen dari kumpulan data yang kemudian digunakan sebagai bahan menyusun artikel.

"Perusahan besar telah lama menggunakan jasa Wordsmith, seperti Gannett yang menerbitkan USA Today dan Yahoo News untuk artikel olahraga," jelas dia.

"Dengan cara-cara ini, perusahaan media mengaku telah membuat waktu luang bagi para jurnalisnya," sambungnya.

Sementara itu, Firman menyebut kemunculan ChatGPT yang berkemampuan lebih canggih daripada Wordsmith akan semakin menggerus posisi pekerja media.

Pasalnya, sangat sulit membedakan antara produk-produk ChatGPT dan produk tulisan manusia.

Baca juga: Profil Sir Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang Dapat Gelar Kehormatan dari Ratu Elizabeth II

Kekosongan AI

Google resmi mengumumkan chatbot berbasis AI bernama Bard, yang akan menjadi pesaing ChatGPT buatan OpenAI.Google Google resmi mengumumkan chatbot berbasis AI bernama Bard, yang akan menjadi pesaing ChatGPT buatan OpenAI.

Namun, ada kekosongan yang bisa diisi oleh pekerja media di tengah ancaman eksistensi dan relevansinya.

Ia menjelaskan, baik produk media sosial maupun AI, keduanya berpotensi tercemar oleh berita palsu atau hoaks.

Dalam hal ini, pekerja media dengan sumber informasinya yang terpercaya mampu mengisi ruang-ruang kosong yang ditinggalkan oleh media sosial dan AI.

"Artinya, terhadap berita yang diragukan kebenarannya, segera terkonfirmasi manakala jurnalis media massa mengenal betul sumber informasinya," ujar dia.

"Mungkin produk berciri pengenalan profesional macam ini yang diharapkan dari media massa sekarang," pungkasnya.

Baca juga: Mengenal GPT Zero, Aplikasi yang Bisa Mendeteksi Tulisan Buatan AI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com