Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kesaksian WNI Korban Gempa Turkiye, Wisata yang Menyisakan Trauma

Kompas.com - 09/02/2023, 08:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bindy Umamah (27), warga negara Indonesia (WNI) menjadi salah satu korban gempa Turkiye M 7,8 yang terjadi pada Senin (6/2/2023).

Bindy tidak menyangka liburannya bersama dengan keluarga ke Turkiye justru menyisakan trauma yang cukup mendalam.

Bersama 25 orang lainnya yang tergabung dalam rombongan, Bindy dan keluarga besar tengah berwisata ziarah Nabi saat gempa mengguncang pusat kota Gaziantep, Turkiye.

"Jadi di sini sebenernya aku cuma wisata. Lagi tour terus kan emang tour-nya itu yang basic-nya ziarah Nabi," ucapnya kepada Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Analisis Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa

Sehari sebelum gempa terjadi, dia selesai berkelliling kota dan memutuskan untuk beristirahat di salah satu hotel di Gaziantep, yang menjadi titik pusat gempa.

"Kita emang tour-nya ada di Gaziantep. Emang bener-bener di kawasan gempa, di pusatnya," imbuh dia.

Bindy bersama dengan suami dan anaknya memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di Gaziantep, kamar mereka berada di lantai 5.

Baca juga: Mengapa Gempa Turkiye-Suriah Bisa Langsung Memicu Gempa di Sesar Lainnya?


Gempa terasa kencang dan lama

Dini hari itu, tepatnya pukul 04.17 waktu setempat, Bindy tengah menemani anaknya buang air besar.

Mulanya, dia sempat heran lantaran si kecil merengek untuk buang air besar di malam sebelum subuh.

"Kejadiannya itu jam 04.17 kalau enggak salah. Itu posisinya kan kalau di Turkiye jam 4 belum subuh. Itu masih yang kalau di indonesia seperti jam 2.00 pagi," ujarnya.

Namun, ketika dia selesai membersihkan dubur sang anak, tiba-tiba Bindy merasakan adanya guncangan.

"Aku lagi di lantai 5, terus tiba-tiba gempa yang kayak enggak real, enggak berdaya gitu, kayak yang, 'hah beneran gempa ini?' Soalnya kenceng banget," ucap Bindy.

Baca juga: 5 Penyebab Gempa Turkiye Sangat Merusak, Ini Penjelasan BMKG

Bangunan yang hancur akibat gempa Turki atau Turkiye di Malatya, Selasa (7/2/2023). Tim SAR terus berupaya menyelamatkan dan mencari para korban gempa di Turki dan Suriah bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023).AP PHOTO/EMRAH GUREL Bangunan yang hancur akibat gempa Turki atau Turkiye di Malatya, Selasa (7/2/2023). Tim SAR terus berupaya menyelamatkan dan mencari para korban gempa di Turki dan Suriah bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023).

Namun, saat itu, dirinya mengurungkan niat untuk meninggalkan kamarnya lantaran sang suami memintanya untuk tetap di hotel hingga guncangan berhenti.

Dia sempat berpikir bahwa gempa akan cepat selesai.

"Pas kejadian aku belum lari sih, aku masih di kamar gitu. Soalnya suami bilang ini tu kenceng banget, saking kencengnya mungkin enggak bakal lama," kata dia.

"Tapi ternyata lama, 1,5 menit itu gempa yang pertama," imbuh Bindy.

Baca juga: Alasan Indonesia Selalu Dilanda Gempa

Berbeda dengan Bindy, semua orang yang berada di hotel segera berlari keluar tepat saat guncangan terjadi.

Banyak dari mereka yang keluar dari hotel dengan pakaian tidur ala kadarnya. Bahkan, beberapa ada yang tidak mengenakan alas kaki.

Padalah suhu di luar saat itu sangat dingin, yakni sekitar minus 12 derajat Celsius.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Sebelum Gempa Turkiye, BMKG dan BRIN: Tak Ada Kaitannya

Kondisi mulai carut marut

Korban gempa Suriah duduk di atas reruntuhan bangunan di Aleppo, Suriah, Selasa (7/2/2023). Gempa di Turki atau Turkiye dan Suriah bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023), sejauh ini menewaskan lebih dari 5.000 orang.AP PHOTO/OMAR SANADIKI Korban gempa Suriah duduk di atas reruntuhan bangunan di Aleppo, Suriah, Selasa (7/2/2023). Gempa di Turki atau Turkiye dan Suriah bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023), sejauh ini menewaskan lebih dari 5.000 orang.

Setelah gempa pertama selesai, Bindy dan keluarganya berusaha untuk tidak panik dan mengambil jaket, dompet, ponsel, serta sepatu untuk menyelamatkan diri ke lobi.

Di lobi, suasana sudah mulai carut-marut.

Sejumlah tamu hotel yang merupakan warga lokal melemparkan kartu kamar begitu saja ke resepsionis dan bergegas lari ke mobil mereka.

"Orang-orang pada teriak-teriak, pada di luar hipotermia kan, kedinginan enggak pakai apa-apa," kata Bindy.

Saat memutuskan untuk duduk di kursi lobi, tiba-tiba gempa susulan terjadi. Akhirnya, Bindy dan rombongan memutuskan untuk keluar dari hotel menuju ke bus mereka yang terparkir di depan gedung.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye: Korban Tewas Bertambah Menjadi 7.800 Orang

Di luar, suasanya tidak lebih baik. Bindy menceritakan, di tengah kegelapan dini hari Turkiye, udara terasa dingin serta hujan salju turun.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com