KOMPAS.com - Gempa berkekuatan M 7,8 mengguncang perbatasan Turkiye dan Suriah pada Senin (6/1/2023) pagi.
Diketahui gempa itu berada di sesar Anatolia Timur dan menyebar ke arah timur laut hingga membawa kehancuran di beberapa wilayah.
Ini merupakan kekuatan yang sama dengan gempa 1939 yang menewaskan sekitar 30.000 orang di timur laut Turki.
Berdasarkan catatan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa susulan lainnya kemudian mengguncang di seluruh segmen sesar.
Bahkan gempa itu memicu gempa besar kedua M 7,5 di sesar lain dalam waktu yang berdekatan.
Baca juga: Analisis Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa
Baca juga: Saat Gempa Turkiye Hancurkan Kastil Kuno Berumur 2.000 Tahun...
Lantas, mengapa gempa Turkiye-Suriah di sesar Anatolia Timur bisa memicu gempa di sesar lainnya?
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, rekahan batuan (sesar) saat gempa akan bergeser ketika mendapat tekanan kuat dan terus terakumulasi hingga batas tertentu.
Pergeseran ini sambil melepaskan energi yang dimanifestasikan sebagai guncangan gempa kuat.
Daryono menuturkan, kemunculan gempa di sesar lain dalam waktu yang berdekatan bisa terjadi dengan beberapa syarat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.