Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Indonesia Disebut Malas Jalan Kaki, Pakar: Kondisi Trotoar Tidak Memadai

Kompas.com - 09/02/2023, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut orang Indonesia tidak suka jalan kaki ramai diperbincangkan di media sosial.

Dalam unggahan Twitter ini, seorang warganet menanyakan alasan rata-rata orang Indonesia tidak suka berjalan kaki.

Ia juga menyematkan tangkap layar warganet lain yang mengaku kelelahan akibat berjalan kaki setelah menonton konser Dewa 19.

Unggahan tersebut langsung mendapat banyak komentar dari pengguna Twitter lainnya.

Beberapa warganet menyoroti infrastruktur jalan di Indonesia yang belum ramah pada pejalan kaki.

"Kalo gua bilang bukan gasuka, daerah di Indo banyak yang nggak ramah pejalan kaki. Lah gimana, trotoarnya dipake semua buat pedagang," tulis akun ini.

"Kalau menurut gue karena Indonesia ini infrastruktur nya belum sebagus negara-negara lain yang terkenal rajin jalan kaki, kayak Hongkong dan Jepang. Disini aja trotoar malah dipake buat tempat jualan pedagang kaki lima, atau motor nyosor karena macet," komen akun ini.

"Menurutku planning jalan & kotanya itu sendiri bener bener dibuat dengan mikirin akses pengendara mobil & motor aja. kendaraan umum kyk bus aja belum merata, apalagi pedestrian," tulis akun ini.

Lalu, apa benar orang Indonesia paling malas jalan kaki? Dan benarkah ini disebabkan kurangnya infrastruktur yang memadai?

Baca juga: Ramai soal Hajatan di Jalan Umum, Bagaimana Aturannya?


Penyebab orang Indonesia tidak suka jalan kaki

Lektor Kepala Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Bandung Ernawati Hendrakusumah mengiyakan anggapan bahwa orang Indonesia malas berjalan kaki akibat kurangnya infrastruktur yang memadai.

Ia menyebut, belum semua jalan di kota, desa, atau suatu wilayah di Indonesia menyediakan infrastruktur bagi pejalan kaki.

"Memang belum semua jalan tersedia bahu jalan yang ada ruang untuk pejalan kaki," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

Bahu jalan merupakan bagian tepi jalan yang digunakan sebagai tempat berhenti sementara kendaraan yang rusak atau dalam kondisi darurat. Bagian ini umumnya dibatasi dengan garis putih lurus dengan badan jalan atau jalan yang dilewati kendaraan.

Berdasarkan penjelasannya, terdapat jalan yang tidak diberi trotoar untuk pejalan kaki meskipun memiliki bahu jalan. Hal ini menyulitkan masyarakat sehingga mereka jadi enggan jalan kaki.

Di sisi lain, Ernawati menyatakan bahwa kondisi jalan yang memiliki trotoar juga tidak lebih ramah pejalan kaki.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com