Dalam unggahan Twitter ini, seorang warganet menanyakan alasan rata-rata orang Indonesia tidak suka berjalan kaki.
Ia juga menyematkan tangkap layar warganet lain yang mengaku kelelahan akibat berjalan kaki setelah menonton konser Dewa 19.
Beberapa warganet menyoroti infrastruktur jalan di Indonesia yang belum ramah pada pejalan kaki.
"Kalo gua bilang bukan gasuka, daerah di Indo banyak yang nggak ramah pejalan kaki. Lah gimana, trotoarnya dipake semua buat pedagang," tulis akun ini.
"Kalau menurut gue karena Indonesia ini infrastruktur nya belum sebagus negara-negara lain yang terkenal rajin jalan kaki, kayak Hongkong dan Jepang. Disini aja trotoar malah dipake buat tempat jualan pedagang kaki lima, atau motor nyosor karena macet," komen akun ini.
"Menurutku planning jalan & kotanya itu sendiri bener bener dibuat dengan mikirin akses pengendara mobil & motor aja. kendaraan umum kyk bus aja belum merata, apalagi pedestrian," tulis akun ini.
Lalu, apa benar orang Indonesia paling malas jalan kaki? Dan benarkah ini disebabkan kurangnya infrastruktur yang memadai?
Penyebab orang Indonesia tidak suka jalan kaki
Lektor Kepala Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Bandung Ernawati Hendrakusumah mengiyakan anggapan bahwa orang Indonesia malas berjalan kaki akibat kurangnya infrastruktur yang memadai.
Ia menyebut, belum semua jalan di kota, desa, atau suatu wilayah di Indonesia menyediakan infrastruktur bagi pejalan kaki.
"Memang belum semua jalan tersedia bahu jalan yang ada ruang untuk pejalan kaki," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/2/2023).
Bahu jalan merupakan bagian tepi jalan yang digunakan sebagai tempat berhenti sementara kendaraan yang rusak atau dalam kondisi darurat. Bagian ini umumnya dibatasi dengan garis putih lurus dengan badan jalan atau jalan yang dilewati kendaraan.
Berdasarkan penjelasannya, terdapat jalan yang tidak diberi trotoar untuk pejalan kaki meskipun memiliki bahu jalan. Hal ini menyulitkan masyarakat sehingga mereka jadi enggan jalan kaki.
Di sisi lain, Ernawati menyatakan bahwa kondisi jalan yang memiliki trotoar juga tidak lebih ramah pejalan kaki.
"Pada jaringan jalan yang pada bahu jalannya sudah tersedia trotoar, dalam realitasnya banyak dimanfaatkan oleh PKL," jelasnya.
Trotoar yang dipakai sebagai tempat jualan akan menghalangi para pejalan kaki. Kondisi ini menyebabkan mereka terpaksa menggunakan badan jalan untuk jalan kaki.
Para peneliti melacak 717.000 ponsel milik warga dari 111 negara yang terinstal aplikasi pemantau aktivitas. Hal ini dilakukan untuk menilai seberapa aktif warga yang berjalan kaki.
Hasilnya, Indonesia berada di peringkat 46 dalam daftar negara yang penduduknya suka berjalan kaki. Perhitungan langkah pada aplikasi itu menunjukkan, warga Tanah Air hanya berjalan 3.513 langkah setiap hari.
Jumlah langkah itu terbilang sedikit jika dibandingkan dengan warga negara lain, seperti warga Malaysia yang berjalan sebanyak 3.963 langkah dan berada di peringkat 44.
Sedangkan di peringkat pertama, adalah orang Hong Kong yang berjalan sebanyak 6.189 langkah atau lebih dari 6 km sehari.
Berikut daftar negara dan jumlah langkah penduduknya berdasarkan hasil penelitian tersebut.
1. Hong Kong 6.880
2. China 6.189
3. Ukraina 6.107
4. Jepang 6.010
5. Rusia 5.969
9. Singapura 5.674
43. Filipina 4.008
44. Malaysia 3.963
45. Arab Saudi 3.807
46. Indonesia 3.513
Rendahnya kualitas ini disebabkan karena trotoar menjadi lokasi penjual kaki lima, dilewati kendaraan bermotor, kondisinya kotor, kurang rambu lalu lintas, sehingga tidak membuat nyaman pejalan kaki.
Berdasarkan studi yang dilakukan Bina Marga, ada sejumlah solusi yang dapat diterapkan dalam pengembangan trotoar dan infrastruktur pejalan kaki yang lebih baik di Indonesia.
Penempatan trotoar
Untuk memudahkan akses, infrastruktur pejalan kaki seperti trotoar seharusnya ditempatkan dekat dengan aktivitas kerja. Ini membuat pejalan kaki mudah mengakses trotoar dan lokasi kerjanya dalam waktu 10 menit.
Selain itu, di setiap jalan, seharusnya ada area sendiri untuk pejalan kaki, pesepeda, maupun pengendara bermotor.
Desain trotoar
Jalan seharusnya memiliki trotoar yang mudah diakses, nyaman, aman, dapat menyambungkan banyak tempat tujuan, dan memiliki fasilitas lengkap seperti rambu-rambu, penerangan, marka, dan jalur khusus bagi pejalan kaki berkebutuhan khusus.
Jalur penyeberangan
Perlu ada fasilitas penyeberangan jalan atau zebra cross yang memadai antartrotoar.
Jalur penyeberangan diberi lampu lalu lintas dengan penghitung waktu pejalan kaki menyeberang.
Infrastruktur tambahan
Fasilitas lain yang perlu disediakan bagi pejalan kaki adalah halte, pohon pelindung, serta atap.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/09/103000065/orang-indonesia-disebut-malas-jalan-kaki-pakar--kondisi-trotoar-tidak