Ia menjelaskan, teori relativitas dapat terbagi menjadi 2, yaitu relativitas umum yang berhubungan dengan geometri alam semesta dan relativitas khusus yang berkaitan dengan saat suatu objek bergerak dalam kecepatan cahaya.
Relativitas umum berlaku saat benda yang massanya lebih ringan akan bergerak memutari benda lain yang lebih berat. Contohnya, planet yang berputar memutari Matahari.
Sementara relativitas khusus menunjukkan bahwa benda yang bergerak dengan kecepatan cahaya akan mengalami tiga kondisi, yaitu
Ini menunjukkan benda yang bergerak cepat mengikuti kecepatan cahaya justru akan mengalami waktu tempuh yang lebih lambat.
Benda yang diukur dalam posisi statis atau diam akan terlihat memendek saat diukur ulang dalam kondisi bergerak sesuai kecepatan cahaya.
Saat bergerak dalam kecepatan cahaya, maka benda itu butuh energi dan momentum atau gaya gerak yang lebih besar.
Baca juga: Viral, Video Diduga Bintang Jatuh di Gunung Merapi, Ini Penjelasan BRIN
Andi menegaskan, teori relativitas khusus sama sekali tidak berkaitan dengan lama waktu tempuh cahaya. Hal ini karena kelajuan cahaya selalu sama meskipun dihitung dari segala arah.
"Besarnya kelajuan cahaya baik itu di Bumi, di Matahari, di Proxima Centauri, bahkan di bintang Earendel itu sama, yaitu sebesar 300.000 km/detik, Cahaya selalu melaju dengan kelajuan konstan," jelasnya.
Meski begitu, cahaya berkaitan dengan relativitas umum. Ia menambahkan, cahaya mengikuti kelengkungan ruang dan waktu saat mengikuti benda yang bermassa besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.