Anemia dapat terjadi karena jumlah sel darah merah yang mengalir dalam tubuh berkurang.
Padahal, sel darah merah memiliki fungsi untuk menyalurkan oksigen ke sel-sel tubuh karena mengandung protein zat besi atau hemoglobin.
Berkurangnya hemoglobin tentu membuat orang yang terkena anemia menjadi pucat dan lemas karena tidak mendapat suplai oksigen yang cukup.
Baca juga: 5 Penyebab Anemia pada Ibu Hamil, Tak Hanya Kekurangan Zat Besi
Kurangnya zat besi ketika anemia juga dirasakan oleh sekitar 50 persen orang di dunia.
Kemungkinan, kurangnya zat besi disebabkan karena kemampuan tubuh menerap kandungan ini atau faktor makanan.
Kendati anemia dapat dirasakan siapa pun, wanita menempati posisi yang cukup riskan terkena kondisi ini.
Penelitian menunjukkan bahwa 20 dari 50 persen wanita hamil di negara maju mengalami anemia karena kurangnya zat besi.
Sementara itu, persentase pria di negara maju yang mengalami anemia berkisar tiga persen saja.
Hal tersebut diungkapkan peneliti dalam studi PubMed Central yang dipublikasikan pada Juni 2015 yang lalu.
Baca juga: 4 dari 10 Remaja Putri di Indonesia Menderita Anemia
Di sisi lain, kaitan antara anemia dan sulit tidur juga didapati dalam penelitian Chinese Medical Journal yang diterbitkan tahun 2021.
Peneliti mendapati temuan bahwa 4,3 persen populasi di China mengalami anemia dan 15,2 persen di antaranya mengalami insomnia.
Mereka juga mengatakan, pria berisiko lebih tinggi mengalami insomia karena anemia ketimbang wanita.
Setiap orang tentunya ingin tidurnya lebih pulas di malam hari supaya berenergi ketika bangun di pagi hari.
Sayangnya, anemia menyebabkan mereka sulit terlelap dan terjaga sepanjang malam.
Baca juga: Anemia Saat Hamil Bisa Berakibat Buruk pada Bayi, Ini Cara Mencegahnya
Dilansir dari laman RS Siloam, ada beberapa cara mengatasi anemia supaya tidak menyulitkan tidur di malam hari, seperti: