Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Cantengan? Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 06/01/2023, 21:00 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Paronikia atau sering disebut sebagai cantengan adalah infeksi kulit di sekitar kuku jari tangan dan kaki.

Infeksi ini sering disebabkan oleh bakteri atau jamur yang dikenal sebagai Candida.

Dikutip dari Kemenkes, paronikia dibagi menjadi dua berdasarkan waktu terjadinya, yakni paronikia akut dan kronis.

Paronikia akut adalah paronikia dengan infeksi bakteri dan berlangsung kurang dari enam minggu.

Sementara paronikia kronis berlangsung lebih dari enam minggu yang biasanya disebabkan oleh infeksi jamur.

Lantas, apa penyebab dan gejala paronikia? Bagaimana cara penanganannya?

Baca juga: Kenali Gejala Diabetes yang Muncul di Jari dan Kuku Tangan


Penyebab cantengan atau paronikia

Dikutip dari Healthline, paronikia akut dan kronis dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

Bakteri, jamur Candida, atau campuran keduanya adalah penyebab yang mendasari masing-masing.

1. Paronikia akut

Infeksi paronikia akut bisa disebabkan oleh bakteri yang masuk ke daerah sekitar kuku.

Hal ini dipicu trauma akibat menggigit kuku, memetik kuku, tertusuk oleh peralatan manikur, menekan kutikula kuku dengan keras, atau cedera serupa lainnya.

2. Paronikia kronis

Jamur candida adalah sumber infeksi yang paling umum pada paronikia kronis, tetapi bakteri juga mungkin terlibat.

Karena jamur tumbuh subur dalam kondisi lembab, meletakkan kaki atau tangan di dalam air dalam jangka waktu yang lama adalah penyebab umum penyakit ini.

Baca juga: Ramai soal Muncul Bintik Putih pada Kuku, Apa Penyebabnya? Ini Kata Dokter

Gejala cantangen atau paronikia

Masih dari laman yang sama, gejala paronikia akut dan kronis sangat mirip. Mereka dicirikan sebagian besar berdasarkan tingkat onset atau durasi penyakit.

Paronikia kronis berkembang secara bertahap dan berlangsung selama beberapa minggu.

Sementara paronikia akut muncul dengan cepat dan berlangsung dalam waktu singkat.

Berikut gejala-gejala cantengan atau paronikia baik akut maupun kronis:

  1. Kulit kemerahan di sekitar kuku Anda
  2. Ketidaknyamanan kulit di sekitar kuku Anda
  3. Lepuh berisi nanah
  4. Perubahan bentuk, warna, atau tekstur kuku
  5. Pemisahan kuku

Baca juga: Mengapa Kuku Tangan Lebih Cepat Panjang daripada Kuku Kaki?

Cara penanganan dan pengobatan paronikia

Simak, cara mengobati cantengan di jari tangan dan cara menyembuhkan cantengan di jempol kaki.

Untuk kasus cantengan yang ringan, terapi di rumah sering kali cukup efektif.

Jika Anda memiliki akumulasi nanah di bawah kulit, mandikan daerah yang sakit menggunakan air hangat berkali-kali setiap hari dan keringkan dengan benar setelahnya.

Perendaman akan mendorong daerah tersebut untuk mengering secara alami.

Jika penyakitnya parah atau tidak merespon terapi di rumah, dokter mungkin meresepkan antibiotik.

Lepuhan atau abses mungkin juga perlu dikeringkan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat pemulihan.

Hal ini harus dilakukan oleh dokter untuk mencegah penyebaran penyakit.

Dokter dapat mengambil sampel nanah dari luka saat mengeringkannya untuk menilai apa yang menyebabkan infeksi dan cara terbaik untuk mengobatinya.

Baca juga: Cara Mengatasi Cantengan agar Infeksi Tak Makin Parah

Paronikia kronis lebih menantang untuk disembuhkan.

Anda harus menghubungi dokter karena terapi di rumah kemungkinan tidak akan efektif.

Dokter kemungkinan besar akan meresepkan resep obat cantengan atau antijamur dan menginstruksikan menjaga daerah yang terkena cantengan tetap kering.

Dalam keadaan yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat sebagian kuku. Terapi topikal anti-inflamasi lainnya juga dapat digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com