Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kuantitas Bukan Kualitas

Kompas.com - 06/01/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara voting terhadap apapun juga bisa direkayasa sedemikian rupa sehingga sama sekali bukan merupakan jaminan kualitas.

Bahwa penggemar narkoba selalu lebih banyak ketimbang penggemar jamu atau vitamin adalah fakta secara tak terbantahkan membuktikan bahwa kuantitas bukan kualitas.

Yang membaca buku-buku pornografi lazimnya lebih banyak jumlahnya ketimbang yang membaca buku-buku filsafat tulisan Hume apalagi Wittgenstein atau Kierkegaard kurang senonoh disimpulkan bahwa buku-buku pornografi lebih bermutu ketimbang filsafat.

Di masa kini banyak toko roti atau rumah makan menyewa tamu pada masa pembukaan agar terkesan bermutu sebab banyak yang hadir di toko atau restoran bersangkutan.

Acara gelar wicara sengaja menyewa hadirin untuk bertepuk tangan dan tertawa pada saat yang ditentukan oleh produsen acara agar acaranya terkesan bermutu.

Fakta bahwa penonton konser Rafal Blechacz tidak pernah sebeludak penonton konser Michael Jackson sama sekali bukan jaminan alasan untuk menilai mutu Rafal Blechacz sebagai pemusik dijamin pasti lebih rendah ketimbang Michael Jackson.

Sejarah peradaban dunia sudah berulang kali membuktikan bahwa apa yang dipilih oleh mayoritas belum tentu merupakan jaminan mutu terbaik.

Lihat saja bagaimana mutu Donald Trump yang pada pilpres Amerika Serikat terpilih oleh mayoritas rakyat Amerika Serikat (berdasar sistem distrik) untuk menjadi Presiden Amerika Serikat.

Setelah terbukti terpilih oleh mayoritas rakyat Amerika ternyata terbukti bahwa Donald Trump bukan presiden Amerika Serikat yang baik apalagi terbaik.

Jangan lupa bahwa Adolf Hitler ter-voting secara demokratis versi Jerman untuk menjadi Kanselir Jerman kemudian tercatat dengan tinta darah pada lembaran sejarah dunia sebagai pemimpin negara terburuk sepanjang sejarah planet bumi ini.

Pada kenyataan peradaban umat manusia memang sudah terbukti sesuai kecurigaan Angsa Hitam-nya Nassim Nicholas Taleb bahwa 2+2 tidak selalu = 4. Sebab bisa 3, bisa 1, bahkan bisa minus.

Fakta juga membuktikan bahwa di masa jaman now para pegiat medsos saling giat bersaing menghimpun follower dan/atau subscriber sebanyak mungkin agar acara yang mereka giatkan dianggap keren.

Memang kuantitas sudah terlanjur diberhalakan sebagai cara terbaik untuk mengukur kualitas, padahal pada hakikatnya kuantitas bukan kualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com