Firman itu telah menjadi manusia (Yoh. 1:14a)
Natal adalah perayaan kelahiran, natal sebuah pertanda kerapuhan kita sebagai manusia. Dan pertanda itu datang dari Allah sendiri yang menjadi manusia.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh. 1:14).
Kedatangan Yesus Sang Raja Damai mengingatkan manusia untuk saling mendukung dan bekerjasama sebagaimana manusia.
Sebagaimana dikatakan Nabi Yesaya “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya… (Yes. 42:3).
Tugas kita adalah bertanggunggjawab terhadap setiap kehidupan itu karena di dalamnya Tuhan hadir dan menyapa kita.
Apa dan bagaimana tanggungjawab itu? Barangkali kisah “Penghakiman terakhir” dalam Injil Matius memberi sedikit gambaran.
Pada tulisan ini saya mengutip penggalan ayat-ayat terakhir dari kisah ini: “Lalu mereka pun menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukan untuk Aku” (Mat. 25:44-45).
Mereka yang tidak melakukan tindakan menolong sesama itulah yang kemudian dicampakan kedalam tempat siksaan yang kekal. Gambaran ini menjelaskan panggilan kita sebagai manusia.
Barangsiapa yang tidak berdosa…(Yoh. 8:7b)
Natal mengingatkan kita akan panggilan kita sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, yaitu untuk menjadi penolong sesama dan seluruh alam ciptaan.
Kelahiran mengingatkan kita bahwa manusia bukanlah Tuhan Maha Mengetahui yang mampu membedakan yang baik dan yang jahat.
Godaan untuk menjadi sama dengan Tuhan yang acapkali membuat manusia bertindak seperti Tuhan.
Dengan memandang yang lain sebagai orang berdosa dan lupa bahwa setiap manusia berdosa, siapapun dia.
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yoh. 8:7b).