Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Ahli Ungkap Kepribadian Sambo hingga Kekerasan Seksual Putri Candrawathi

Kompas.com - 22/12/2022, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua saksi ahli dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada Rabu (20/12/2022).

Mereka adalah ahli psikologi dari Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (Apsifor) Rini Kusumowardhani dan pakar hukum pidana Effendy Saragih.

Berikut poin penting keterangan para saksi ahli, dirangkum dari pemberitaan Kompas.com:

1. Kepribadian Sambo

Reni mengatakan, Ferdy Sambo memiliki kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan abstraksi, imajinasi, dan kreativitas yang baik.

Menurutnya, Sambo merupakan pribadi dengan motivasi tinggi dalam bekerja dan mencapai target.

Namun, ada sisi Sambo yang disebut membutuhkan dukungan orang lain dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Dalam kondisi normal, kata Reni, Ferdy Sambo akan terlihat seperti figur yang baik dalam kehidupan sosial.

Namun, Sambo memegang teguh budaya Sulawesi Selatan, yakni Sirri Na Pacce yang memiliki arti rasa malu atau harga diri yang sangat berpengaruh.

"Apabila dia kehormatannya itu terganggu seperti itu, dia kemudian dapat menjadi orang yang dikuasai emosi, tidak terkontrol, tidak dapat berpikir panjang terhadap tindakan yang dilakukan," tutur Reni.

Baca juga: Strategi Ferdy Sambo-Putri Lolos Jerat Hukum Menurut Ahli: Kekeh Klaim Pelecehan meski Tak Ada Bukti

2. Tudingan Sambo ke penyidik polisi

Pada sidang tersebut, Sambo kembali menuding penyidik Polri ingin semua orang di rumah dinasnya menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J.

Tudingan ini dilontarkan saat membantah keterangan saksi ahli Effendy Saragih.

Sambo mengklaim, penyidik sengaja mengurangi keterangannya agar penyidik bisa memberikan keterangan sesuai dengan keinginan penyidik.

"Tapi di sini, BAP yang ada di keterangan ahli ini dari 22 halaman keterangan saya sebagai tersangka hanya ditulis dengan 12 baris Yang Mulia," kata Sambo.

"Sehingga saya yakin ini tidak akan obyektif, tapi melakukan pendapat sesuai keinginan penyidik untuk mentersangkakan kami berlima," sambungnya.

Ini merupakan tudingan ketiga yang dilemparkan Sambo kepada penyidik.

Hal serupa juga dilakukannya saat menjalani sidang pada Senin (19/12/2022) dan Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Saksi Ahli Ungkap Kepribadian Ferdy Sambo: Tak Bisa Kontrol Diri jika Kehormatannya Terganggu

 

3. Perubahan prilaku Brigadir J

Sementara itu, Reni mengungkapkan adanya perubahan prilaku Brigadir J setelah ditunjuk menjadi kepala ajudan keluarga Sambo.

Menurutnya, hal ini berdasarkan informasi yang konsisten dari para informan mengenai beberala hal.

Ia menjelaskan, kecerdasan Brigadir J berfungsi dengan batas normal dan tidak dijumpai adanya riwayat tingkah laku Yosua melanggar aturan dan terlibat perkelahian.

Saat menjadi polisi, Brigadir J dikenal sebagai anggota cekatan, berdedikasi, tak pernah membantah, patuh, dan mampu bekerja dengan baik.

Hal ini yang membuatnya layak direkomendasikan sebagai kepala ajudan.

Namun, muncul perubahan sikap setelah penunjukan ini. Disebutkan bahwa Brigadir J berpenampilan lebih mewah dari sebelumnya, serta mulai menunjukkan power dan dominasinya.

"Berperilaku yang dinilai ada kalanya tidak selayaknya ADC, merasa lebih percaya dan lebih diistimewakan oleh Bu Putri dan memiliki keberanian untuk menunda serta tidak melaksanakan perintah atasan, lebih mudah tersinggung dan merespons kemarahan," kata Reni.

Baca juga: Pertanyakan Klaim Putri Candrawathi, Pakar Sebut Dugaan Perkosaan Hanya Bisa Dibuktikan dengan Visum

4. Keterangan kekerasan seksual bisa dipercaya

Reni memaparkan, keterangan Putri Candrawathi tentang kekerasan seksual di Magelang, Jawa Tengah juga memenuhi unsur kredibel atau dapat dipercaya.

Untuk mencapai kesimpulan itu, Reni menggunakan teori psikologi yang diambil dari riset yang dilakukan psikolog Bull dkk pada 2004.

Riset tersebut menjelaskan adanya tujuh indikator keterangan bisa disebut kredibel atau tidak.

"Pada keterangan Ibu Putri memenuhi ketujuhnya. Jadi yang pertama ada detail informasi yang detail cukup kaya informasinya, cukup detail tentang apa yang terjadi," ujar Reni.

Keterangan Putri Candrawathi mengenai kekerasan seksual di Magelang juga disebut memenuhi unsur kedua yaitu akurasi yang sesuai dengan situasi.

Selain itu, keterangan Putri juga dinilai bersesuaian dengan situasi yang disebutkan Susi bahwa pintu kamar Putri sempat dibuka dan ditutup kembali.

"Ada informasi dari Pak Kuat bahwa Yosua celingukan dan itu timing-nya jika kita coba dalam circumtantial evidence itu saling berkesinambungan, relevan dan konsisten seperti itu," ujar Reni.

Putri juga disebut menceritakan peristiwa kekerasan seksual secara detil dan alur cerita yang tidak terpotong-potong.

"Kemudian, juga alur dari apa yang disampaikan bisa dijelaskan secara teoritis termasuk mengenai relasi kuasa di dalam konstruksi gender," kata Reni.

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono | Editor: Novianti Setuningsih, Bagus Santosa, Diamanty Meiliana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com