Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lydia dan Timothy, Bayi Kembar Tertua yang Lahir di Dunia, Usianya 30 Tahun

Kompas.com - 11/12/2022, 12:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway telah lahir dari pasangan Oregon dari embrio yang dibekukan lebih dari 30 tahun yang lalu.

Ini diyakini sebagai bayi tertua di dunia yang pernah dilahirkan.

Dikutip dari BBC, mereka disimpan di suhu sekitar -196 celcius dalam nitrogen cair pada 22 April 1992.

Rachel Ridgeway melahirkan si kembar pada 31 Oktober 2022.

Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway kemungkinan membuat rekor baru, menurut National Embryo Donation Center (NEDC).

NEDC merupakan sebuah organisasi berbasis agama swasta yang mengatakan telah membantu kelahiran lebih dari 1.200 bayi dari embrio yang disumbangkan.

Pemegang rekor NEDC sebelumnya, Molly Gibson, lahir pada tahun 2020 dari embrio yang telah dibekukan selama hampir 27 tahun.

Baca juga: Mengenal Gino, Anjing Tertua di Dunia yang Masih Hidup

Berbekal donor sel telur berusia 34 tahun

Embrio Lydia dan Timothy telah diciptakan untuk pasangan suami istri anonim menggunakan IVF.

Pria itu berusia 50-an dan dilaporkan mengandalkan donor sel telur berusia 34 tahun.

Mereka disimpan di laboratorium kesuburan di pantai barat AS hingga 2007, ketika pasangan itu menyumbangkannya ke NEDC di Knoxville, Tennessee agar pasangan lain menggunakannya.

Ahli embriologi di klinik mitra NEDC Southeastern Fertility kemudian melakukan pencairan dan pemindahan ke rahim awal tahun ini.

Dalam sebuah pernyataan, NEDC berharap berita itu akan mendorong orang lain untuk merasakan berkah dari adopsi embrio untuk diri mereka sendiri.

Ini adalah anak pertama keluarga Ridgeways melalui IVF atau donor. Namun, mereka juga memiliki empat anak lain antara usia satu dan delapan tahun.

"Saya berumur lima tahun ketika Tuhan memberikan kehidupan kepada Lydia dan Timothy dan memelihara kehidupan mereka sejak saat itu," kata Philip Ridgeway.

"Dalam arti tertentu, mereka adalah anak tertua kami, meskipun mereka adalah anak terkecil kami.Ada sesuatu yang membingungkan tentang itu," tambahnya.

Baca juga: Mengenal The Royal Game of Ur, Permainan Papan Tertua di Dunia

Kisah keluarga Ridgeway

Banyak klinik kesuburan tidak akan mentransfer embrio yang tidak terlihat sempurna.

Pasalnya, setiap orang mengejar tingkat keberhasilan implantasi yang semakin tinggi dan embrio yang tidak sempurna menurunkan angka itu.

Kebanyakan orang tua tidak menginginkan embrio yang tidak sempurna. Namun, justru itulah yang dicari Rachel dan Philip Ridgeway.

Keluarga itu tidak ingat bagaimana mereka pertama kali mendengar tentang adopsi embrio.

Tiga anak kandung keluarga Ridgeways membutuhkan sedikit bantuan medis untuk dikandung. Mereka berpikir untuk menambahkan yang keempat.

"Kami pikir kami dapat menggunakan uang untuk mencoba lagi dengan bantuan kesuburan atau kami dapat menggunakan uang itu untuk adopsi embrio," kata Rachel, dikutip dari The Geospel Coalition.

"Begitu kami mulai memikirkannya dan melakukan lebih banyak penelitian, Tuhan benar-benar memberikannya kepada kami sebagai sesuatu yang kami sukai," sambungnya.

Tidak seperti adopsi normal, transfer embrio lebih mirip dengan membeli properti.

Selama orang tua kandung atau pusat donasi dan orang tua angkat menyetujui persyaratannya, embrio diserahkan kepada orang tua baru tanpa dokumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com