Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kristianus Jimy Pratama
Peneliti Center for Law, Technology, RegTech & LegalTech Studies UGM

Alumnus Program Studi Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan FH UGM. Peneliti Center for Law, Technology, RegTech & LegalTech Studies UGM

Hak Pencipta, Modernisasi Sinematografi, dan Pembajakan

Kompas.com - 11/12/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LAYAR perak telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari belantika dunia hiburan di tanah air. Bahkan darinya pun lahir sejumlah nama film populer ternama dan turut melambungkan eksistensi para bintang sinema.

Perjalanan layar perak sebagai hasil sinematografi apabila ditelisik secara saksama juga terbilang panjang, mulai dari bentuk sinematografi sederhana tanpa disertai warna tayangan hingga yang populer di tengah masyarakat, yaitu sinematografi di kanal digital.

Adapun kanal digital yang dimaksud mencakup juga kegiatan usaha melalui internet yang oleh ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran (PP Postelsiar) disebut juga dengan istilah Over-The-Top (OTT).

Melalui OTT ini pula, karya sinematografi dalam hal ini film semakin diminati oleh kalangan muda tanpa perlu menyaksikannya secara langsung di gedung bioskop.

Hal itu membuat eksistensi OTT di Indonesia semakin bertumbuh dengan hadirnya film yang dikemas dalam bentuk mini seri atau saat ini dikenal juga dengan istilah web series.

Sejumlah nama web series pun pada akhirnya menjadi populer di tengah masyarakat yang berkontribusi pula pada pertumbuhan positif kanal OTT itu sendiri.

Hal ini juga tidak terlepas dari kemudahan akses yang ditawarkan oleh kanal OTT bagi para penggunanya, lebih lagi bagi para pengguna yang tergolong pada kelompok generasi Z dan milenial muda.

Pertumbuhan positif terhadap penggunaan OTT tersebut juga disertai dengan dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh para pihak tidak bertanggung jawab.

Salah satunya dampak yang dimaksud adalah tindakan pembajakan atas ciptaan berupa web series.

Merujuk pada ketentuan Pasal 1 angka (23) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UUHC), pembajakan adalah penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait secara tidak sah dan pendistribusian barang hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Lebih lanjut, ketentuan Pasal 1 angka (12) UUHC menjelaskan bahwa penggandaan adalah proses, perbuatan, atau cara menggandakan satu salinan ciptaan dan/atau fonogram atau lebih dengan cara dan dalam bentuk apapun, secara permanen atau sementara.

Apabila dicermati dari ketentuan-ketentuan a quo, tindakan pembajakan hanya berbicara mengenai tindakan penggandaan satu salinan utuh dari ciptaan yang dalam hal ini adalah web series.

Dalam artian lain, terdapat limitasi yang tegas untuk mengategorikan suatu tindakan dalam cakupan pembajakan.

Perlu untuk digarisbawahi, bahwa aturan ini memiliki kelemahan dalam menjangkau indikasi dari upaya pembajakan terselubung melalui mutilasi ciptaan.

Adapun sangat dimungkinkan bagi pihak tertentu untuk dapat mendistribusikan ciptaan tersebut ke kanal digital seperti media sosial bukan dalam satu salinan utuh, melainkan potongan-potongan berseri dari salinan utuh web series yang didistribusikan secara berkala.

Pada akhirnya dari keseluruhan potongan tersebut dapat membentuk salinan utuh dari web series yang dapat merugikan pencipta web series dengan beralihnya penonton potensial ke kanal digital yang melakukan mutilasi ciptaan tersebut.

Melalui tindakan tersebut, para pengguna yang semula melakukan langganan pada kanal OTT menjadi tidak perlu mengeluarkan biaya berlangganan untuk dapat mengakses satu web series.

Dengan keadaan tersebut, penurunan jumlah akses dan pendapatan kanal OTT akan membuat kanal OTT yang menayangkan web series menjadi pilihan opsional bagi para penonton web series.

Perlu untuk digarisbawahi bahwa jenis media sosial yang digunakan tidak hanya terbatas pada satu jenis saja.

Sehingga dalam hal ini, perlindungan hak moral dan hak ekonomi pencipta menjadi penting untuk ditegakkan secara komprehensif.

Mencermati hal itu, dapat dipahami bahwa penggandaan ciptaan yang kaitannya erat dengan pembajakan telah mengalami transfigurasi yang harus dicermati pula sebagai pelanggaran atas hak moral dan hak ekonomi pencipta.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya Pemerintah dapat merespons kemajuan teknologi yang semakin bertumbuh.

Mengacu pada hal tersebut, setidaknya terdapat dua langkah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah secara berkelanjutan.

Pertama adalah dengan meningkatkan pengawasan pada media sosial terhadap karya sinematografi yang terindikasi mengalami pembajakan ataupun mutilasi ciptaan.

Perlu untuk digarisbawahi bahwa langkah ini perlu dilakukan secara aktif tanpa terlebih dulu menunggu aduan dari penciptanya.

Kedua adalah melakukan penindakan terhadap pelaku pembajakan dan mutilasi ciptaan mulai dari pembekuan akun media sosial hingga penerapan aturan pidana yang berlaku.

Kedua langkah ini menjadi penting untuk diterapkan oleh Pemerintah mengingat modernisasi sinematografi akan membuka peluang terjadinya bentuk baru kembali dari pembajakan layar perak di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Diduga Dikuntit Densus 88, Berikut Profil dan Kasus Besar yang Ditangani Jampidsus Febrie Adriansyah

Diduga Dikuntit Densus 88, Berikut Profil dan Kasus Besar yang Ditangani Jampidsus Febrie Adriansyah

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jateng Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jateng Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
Ada Fenomena Matahari di Atas Kabah pada 27-28 Mei 2024, Pukul Berapa?

Ada Fenomena Matahari di Atas Kabah pada 27-28 Mei 2024, Pukul Berapa?

Tren
8 Manfaat Lemak Sehat untuk Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Jantung dan Otak

8 Manfaat Lemak Sehat untuk Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Jantung dan Otak

Tren
Menyoroti Penerbangan Jemaah Haji Indonesia yang Diwarnai Sejumlah Masalah...

Menyoroti Penerbangan Jemaah Haji Indonesia yang Diwarnai Sejumlah Masalah...

Tren
Diduga Buntuti Jampidsus Kejagung, Apa Tugas Densus 88 Sebenarnya?

Diduga Buntuti Jampidsus Kejagung, Apa Tugas Densus 88 Sebenarnya?

Tren
9 Tanda Darah Tinggi di Usia 20-an, Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke

9 Tanda Darah Tinggi di Usia 20-an, Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

Tren
Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Tren
Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Tren
Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Tren
12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

Tren
Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di 'Gerbang Cinta' Masjid Nabawi

Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di "Gerbang Cinta" Masjid Nabawi

Tren
Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com