KOMPAS.com – Setiap orang barang sekali pasti pernah mengalami momen ketika dirinya harus menahan kentut.
Entah karena sedang berada di tempat umum, merasa malu, khawatir suara terdengar keras, berbau, dan alasan lainnya.
Dikutip dari laman Healthline, kentut adalah proses keluarnya kelebihan gas di dalam sistem pencernaan melalui pantat.
Gas yang dikeluarkan tersebut terbentuk secara alami selama proses pencernaan atau saat seseorang menelan udara bersama makanan.
Gas ini dapat mengakibatkan kembung dan tidak nyaman, sehingga kentut adalah salah satu cara yang sehat untuk melepas gas dari tubuh.
Lantas, apa dampak menahan kentut?
Baca juga: 5 Jenis Kentut Ini Bisa Jadi Petunjuk Kondisi Kesehatan, Apa Saja?
Setiap orang pada dasarnya kentut sekitar 5-23 kali per hari.
Dalam jangka pendek, menahan kentut bisa segera menimbulkan sejumlah dampak yang bisa dirasakan, seperti:
Selain dampak jangka pendek tersebut, menahan kentut juga disebut berisiko terhadap munculnya divertikulitis.
Tak banyak penelitian tentang kentut, tetapi pada 1970-an pernah ada ahli mengungkap bahwa menahan kentut dapat dikaitkan dengan munculnya kondisi tersebut.
Divertikulitis adalah peradangan atau pembengkakan kantong yang terbentuk sepanjang saluran pencernaan.
Penyakit ini bisa menjadi parah dan menyebabkan infeksi jika tak ditangani.
Kendati demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih banyak untuk mengetahui keterkaitan antara kentut dengan divertikulitis.
Baca juga: Selandia Baru Berencana Pungut Pajak ke Petani atas Sendawa dan Kentut Sapi, untuk Apa?
Saat seseorang kentut, maka gas bergerak dari usus ke rectum dan keluar melalui anus.
Namun saat menahan kentut, maka akan mengencangkan otot sfingter anus, sehingga Anda bisa menahan kentut untuk jangka waktu tertentu.
Setelah otot sfingter mengencang, maka tekanan akan mulai terbentuk pada gas di sistem pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian gas akan diserap kembali oleh sistem darah tubuh saat kentut ditahan.
Kemudian, gas tersebut dikeluarkan saat seseorang mengeluarkan nafas.
Namun, sebagian besar gas akan tetap berada di bawah tekanan di dalam tubuh sampai akhirnya seseorang bisa mengeluarkannya melalui kentut atau sendawa atau keduanya.
Baca juga: Kentut Selalu Berbau Busuk? Bisa Jadi Anda Mengidap Penyakit Ini
Kentut sebaiknya dibiarkan keluar karena ini adalah fungsi tubuh yang harus dinormalisasi.
Seseorang tak bisa menghilangkan kentut, tetapi mungkin ada beberapa cara untuk menguranginya jika memang merasa terlalu sering kentut.
Berikut beberapa cara mengurangi kentut:
Beberapa jenis makanan bisa meningkatkan jumlah kentut Anda.
Beberapa makanan tersebut adalah bawang putih, apel, mangga, kembang kol, dan sebagian besar makanan yang mengandung gluten.
Seseorang bisa mengalami kembung, di antaranya akibat kurangnya bakteri atau enzim yang tepat di saluran cerna.
Oleh karena itu, konsumsi suplemen probiotik dan atau enzim pencernan bisa membantu mengurangi kentut secara tidak langsung.
Apa pun yang mengharuskan seseorang membuka mulutnya berulang kali, seperti mengunyah permen karet dan merokok, bisa menyebabkan tertelannya udara yang menyebabkan peningkatan gas yang pada akhirnya berdampak pada kentut.
Mengurangi rokok dan permen karet bisa membantu mengurangi masuknya gas, sehingga kentut pun berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.