KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali telah selesai digelar dengan lancar dan aman. Termasuk tidak turun hujan selama kegiatan tersebut.
Padahal, beberapa rangkaian acara puncak KTT G20 dilakukan di luar ruangan seperti gala dinner di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Selasa (15/11/2022) malam.
Lantas, apa saja strategi BMKG dalam mengamankan KTT G20 dari hujan?
Baca juga: Deklarasi KTT G20, Apakah Akan Berdampak Signifikan pada Konflik Rusia-Ukraina?
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menuturkan, Bali sebenarnya memiliki potensi curah hujan cukup tinggi selama November 2022.
Oleh karena itu, BMKG bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI Angkatan Udara (AU), Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) selama KTT G20.
Ia menjelaskan, operasi TMC ini dikendalikan dari dua posko yang berbeda, yaitu Lombok dan Banyuwangi.
"TMC ini bagian dari skenario mitigasi cuaca yang dipersiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem agar gelaran KTT G20 di Bali berjalan dengan lancar dan sukses," kata Dwikorita dalam keteringan resminya, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (17/11/2022).
Dwikorita menuturkan, setidaknya 28 sorti dengan total bahan semai sebanyak 29 ton NaCl atau garam telah ditabur di langit Bali oleh Pesawat Cassa 212 dan CN 295.
Baca juga: Leaders’ Declaration G20, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Dalam Transisi Energi
Penyemaian material TMC tersebut bertujuan untuk mengalihkan potensi awan hujan dari lokasi penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Menurutnya, operasi TMC tersebut disesuaikan dengan target awan-awan hujan yang telah terdeteksi.
Ia memapakarkan, BMKG juga menurunkan sejumlah personilnya untuk mengamati cuaca secara visual di seluruh vanue G20 dan melaporkannya ke posko TMC.
"Dukungan BMKG yaitu dengan menyediakan informasi arah angin, lokasi keberadaan awan target, prediksi cuaca serta potensi pertumbuhan awan hujan selama acara G20 berlangsung," jelas mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
"Berdasarkan informasi tersebut, maka tim penyemai garam dari BRIN bersama satuan TNI AU akan menindaklanjuti informasi tersebut dengan rencana penyemaian awan hujan yang telah diidentifikasi oleh BMKG sebelumnya," sambungnya.
Baca juga: Aksi Blak-blakan Xi Jinping di KTT G20: Tegur PM Kanada karena Bocorkan Detail Pertemuannya