Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Prank Menculik Anak SD Bikin Trauma, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 17/11/2022, 12:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video prank upaya penculikan anak SD, viral di media sosial pada Selasa (15/11/2022).

Dalam unggahan video tersebut tampak dua anak SD yang didekati pengendara sepeda motor dan perekam video tersebut menyebut akan menculik anak tersebut. 

"Tak culik mau gak dek?" kata perekam yang diduga perempuan. 

"Enggak mau!" jawab anak dalam video tersebut. 

Setelah kedua anak tersebut lari sambil menangis, perekam dalam video tersebut terdengar tertawa. 

Respons warganet

Sejumlah warganet menyebutkan bahwa dampak video tersebut bisa membuat anak trauma bertemu seseorang. Termasuk saat akan berangkat sekolah. Mereka jadi takut jika kemudian akan diculik. 

"Sumpah gak ngerti lagi kenapa konten kayak gini masih berlanjut sampe sekarang si:( liat komenan disitu gatau bener apa engga ada kaka dari adik adik ini bilang kalo mereka jadi trauma dan selalu minta dianterin kalo berangkat sekolah," tulis pengunggah dalam twitnya.

Selain itu, warganet lain menyebutkan bahwa anak yang menjadi korban itu traua untuk ke sekolah lagi.

"Gara-gara konten prank mau menculik ini, anak-anak ini malah trauma untuk ke sekolah.

Sementara pelaku tertawa senang setelah ngontenin anak kecil ketakutan.

Semestinya pelaku di balik konten penculikan ini diseret ke polisi spy terbuka matanya; mental anak bukan mainan," tulis warganet ini.

Lalu, apa saja dampak yang terjadi jika orang dewasa melontarkan bercandaan yang tidak sesuai kepada anak-anak? Apakah trauma pada anak bisa dipulihkan?

Penjelasan psikolog

Psikolog anak dan keluarga Astrid WEN mengatakan bahwa tindakan yang ada di video tersebut termasuk prank atau candaan yang tidak menyenangkan.

Menurut dia, tindakan tersebut justru mengganggu keamanan anak dan berisiko memengaruhi rasa aman pada anak.

"Sebenarnya segala bentuk prank atau keisengan yang dilakukan kepada anak tapi mengganggu keamanan anak, berisiko mempengaruhi pada rasa aman anak tentu jangan dilakukan," ujar Astrid saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/11/2022).

Ia menambahkan, sebagai orang dewasa sebaiknya jangan menanamkan rasa takut atau rasa tidak aman pada anak.

Sebab, hal itu berdampak menjadi traumatis bagi anak.

Anak sudah paham arti "culik"

Dalam kasus video viral yang beredar, Astrid mengatakan, anak sudah memahami apa arti "culik" yang diucapkan oleh orang dewasa yang ada pada video.

"Ketika mereka dengar 'culik', mereka paham arti culik, dan ketakutan, dampaknya orang dewasa jadi menakuti anak, anak kehilangan rasa aman, dan itu enggak baik dilakukan," ujar Astrid.

Kemudian, apa yang dilakukan oleh orang dewasa dalam video sudah termasuk dalam kekerasan emosional.

Sebab, dia memberi ancaman pada anak.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada orang dewasa untuk tidak melakukan candaan yang mengancam rasa aman anak.

"Jadi, betul-betul diperhatikan jika bercanda kepada anak, ucapan kita, perkataan kita, karena memiliki pengaruh pada konsep diri anak," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com