Hal ini lantaran peretasan oleh hacker dengan nama Bjorka belakangan juga tergolong database breach.
Baca juga: Simak, Ini Cara Mengamankan Akun WhatsApp dari Peretasan!
Dia melanjutkan, data yang dibocorkan Bjorka sebenarnya tidak mengandung informasi akun. Akan tetapi, lebih merujuk pada data sensitif lain seperti data kependudukan.
Peretasan yang dilakukan juga didominasi terjadi pada badan publik atau lembaga pemerintahan.
"Makanya perlu dipastikan bagaimana mereka mengukur kok Indonesia mengalami akun breach peringkat tiga. Setahu saya yang tinggi database breach," papar dia.
Baca juga: 4 Dugaan Kebocoran Data yang Dibeber Hacker Bjorka
Adapun menurut Alfons, kebocoran akun di Indonesia tidak setinggi yang terdapat dalam laporan Surfshark.
Meski demikian, kata dia, baik database breach maupun account breach sama-sama berbahaya.
Pelanggaran database belum tentu semua data yang bocor dapat dieksploitasi. Kondisi ini berbeda dengan pelanggaran akun.
"Kalau akun breach ya setiap akun yang bocor berpotensi dieksploitasi," ungkap dia.
Baca juga: Sederet Kasus Kebocoran Data Penduduk di Server Pemerintah