Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Hari Pahlawan Diperingati Tiap 10 November?

Kompas.com - 09/11/2022, 20:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Pahlawan selalu diperingati pada 10 November setiap tahunnya. Pada tahun ini, Hari Pahlawan mengambil tema "Pahlawanku, Teladanku".

Peringatan Hari Pahlawan di Indonesia ini bukan tanpa alasan.

Dilansir dari laman Kementerian Sosial (Kemensos) , penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan berkaitan dengan pertempuran yang pecah di Surabaya pada 10 November 1945.

pertempuran di Surabaya menjadi salah satu perang terbesar dan tersulit yang pernah dihadapi para pejuang Indonesia. Saat itu, Indonesia melawan Inggris.

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022, Logo, dan Sejarahnya...

Bahkan, pertempuran ini menjadi pertempuran pertama Indonesia melawan pasukan asing setelah proklamasi. pada 17 Agustus 1945.

Untuk mendukung semangat perjuangan para pahlawan Indonesia dalam pertempuran 10 November 1945, Soekarno, Presiden pada masa itu, menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan termaktub dalam Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Sejak saat itu, Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Selain itu, Kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan.

Baca juga: Hari Pahlawan 10 November 2022 Libur atau Tidak? Ini Aturan SKB 3 Menteri


Kedatangan Sekutu dan NICA: 25 Oktober 1945

Pertempuran Surabaya itu bermula ketika pasukan Sekutu yang diboncengi Allied Forces Netherland East Indies (NICA) pada 25 Oktober 1945 dengan niat untuk mempersiapkan tawanan dan senjata Jepang.

Namun, NICA, yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby justru masuk ke Kota Surabaya dan pertahanan pos pertahanan.

Hal itu dianggap sebagai langkah peperangan kepada Indonesia.

Baca juga: Mengenang 75 Tahun Insiden Penyobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato

Dilansir dari Kompas.com (7/2/2022), pada 27 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang didominasi tentara Inggris menyerbu penjara dan kalian tawanan perang yang ditahan oleh Indonesia.

Mereka juga memerintahkan agar masyarakat Indonesia menyerahkan senjata mereka. Perintah itu secara terang-terangan ditolak oleh Indonesia.

Hingga pada 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo menyerang pos-pos pertahanan Sekutu dan berhasil merebut tempat-tempat penting yang menyerang Sekutu.

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022, Logo, dan Sejarahnya...

Genjatan senjata dan ultimatum 10 November

Upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman kantor Pemkab Tuban, Rabu (10/11/2021).KOMPAS.COM/HAMIM Upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman kantor Pemkab Tuban, Rabu (10/11/2021).

Pada 29 Oktober 1945, Indonesia dengan tentara Inggris wajib melakukan genjatan senjata. Alhasil keadaan menjadi-angsur mereda.

Kendati demikian, beberapa bentrokan antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya tetap terjadi.

Puncaknya, bentrok itu menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Latar Belakang, dan Detail Peristiwanya

Pengganti Mallaby, Walikota Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang isinya memerintahkan pasukan Surabaya agar menggunakan dan melawan perlawanan.

Sekutu mengancam akan menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara jika perintah itu diabaikan.

Selain itu, semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945, pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan.

Baca juga: 35 Twibbon Hari Pahlawan 2022, Kutipan Pahlawan dan Logo Resminya

Puncak pertempuran 10 November 1945

Trem listrik melintas di Jalan Gemblongan, tepatnya depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Fotax Fotografisch Magazijn, dan Atelier di sisi kiri. Foto diambil tahun 1938.KITLV Trem listrik melintas di Jalan Gemblongan, tepatnya depan Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit), Fotax Fotografisch Magazijn, dan Atelier di sisi kiri. Foto diambil tahun 1938.

Benar saja, masyarakat Surabaya tertarik untuk menghadapi ultimatum pihak Sekutu sehingga pertempuran pecah pada 10 November 1945.

Saat itu, pasukan Indonesia melawan pasukan Sekutu dengan menggunakan bambu runcing dan senjata lainnya.

Pertempuran berlangsung cukup lama, yakni lebih dari dua minggu. Pertempuran baru berakhir pada 28 November 1945.

Menurut arsip Kemendikbud, pertempuran itu mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil.

Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November

Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka.

Tak hanya itu, banyak pejuang yang gugur. Namun, saat itu para Pahlawan Indonesia dan masyarakat di Surabaya tidak pantang menyerah melawan pasukan Inggris.

Beberapa Pahlawan Nasional yang juga memiliki andil dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, di antaranya adalah KH Hasyim Asy'ari, Gubernur Suryo, Bung Tomo, dan Moestopo.

Penetapan Hari Pahlawan 10 November menjadi bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.

Baca juga: Profil Singkat 5 Tokoh yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com