Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Sumpah...! Kita Masih Punya Sumpah (Pemuda)

Kompas.com - 28/10/2022, 09:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sumpah Pemuda yang diucapkan para pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut bukan hanya mampu menggerakkan para pemuda untuk menggapai kemerdekaan tetapi juga mengokohkan jatidiri bangsa Indonesia sebagai sebuah negara.

Sumpah Pemuda 1928 adalah rentetan jalannya sejarah panjang dari sebuah bangsa untuk ingin lepas dari cengkeraman kolonial. Dari babad perjuangan awal abad 20, bisa dirunut dari lahirnya organisasi pergerakan nasional pertama Budi Oetomo di tahun 1908.

Lahirnya Budi Oetomo memantik munculnya gairah membuat organisasi kepemudaan lokal seperti; Tri Koro Dharmo atau Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, dan lain-lain.

Dengan gagasan perjuangan yang berbeda-beda, beragam kelompok kepemudaan daerah memiliki tujuan yang sama yakni kemerdekaan bangsa. Lahirnya beragam organisasi tersebut juga menjadi cikal bakal berdirinya organisasi politik yang bertujuan memperjuangkan kemerdekaan melalui jalan politik.

Kongres Pemuda I yang diadakan di Jakarta, 30 April – 2 Mei 1926 sebagai cikal bakal dihelatnya Kongres Pemuda II berhasil menanamkam kesadaran kerja sama antar perhimpunan yang mulai tumbuh di mana-mana karena gairah ingin merdeka.

Peneguhan akan cita-cita persatuan Indonesia, terus membuncah sejak saat itu.

Relevansi Sumpah Pemuda 1928 dengan Era Kekinian

Harus diakui, semangat dan elan persatuan di kalangan anak muda kita sangat ini harus terus dirawat dan diruwat. Dampak globalisasi, hedonisme, hilangnya keteladanan, terkikisnya nilai-nilai kebinekaan ditambah tidak meratanya pendidikan, kemiskinan dan lain-lain menjadi “pekerjaan rumah” dari siapa pun yang peduli dengan rasa ke-Indonesia-an.

Begitu prihatin, hanya karena senggolan, sejumlah taruna saling baku pukul usai acara pelantikan terpadu perwira transportasi Kementerian Perhubungan di Monas, Jakarta, pada 25 Oktober 2022. Kejadian yang memalukan tersebut terjadi di kalangan pemuda yang dididik dengan baik di institusi pemerintah.

Korsa dan semangat taruna-taruni menjadi hilang hanya karena persoalan sepele (Kompas.com, 26/10/2022).

Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda dan Lahirnya Bahasa Indonesia

Mau adu nyali, cobalah datang ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Setiap saat kita begitu khawatir dengan aksi pembusuran dari anak-anak muda yang “iseng” membidik secara random orang yang berlalu lalang di jalanan Kendari. Terakhir, Rian (28) warga Jatimekar, Kendari dibusur atau dipanah oleh remaja tanggung karena persoalan teguran.

Sejak Juli hingga Oktober 2022, kurang lebih 10 kasus pembusuran secara random terjadi di Kendari, seakan yang dipanah bukan sebagai sesama anak bangsa.

Tengoklah Papua dan Papua Barat, aksi-aksi kekerasan masih kerap terjadi. Perbedaan keriting rambut dan legamnya kulit seharusnya tidak menjadi pembeda. Merekalah adalah saudara-saudara sebangsa dan setanah air.

Saat mengunjungi Pos Lintas Batas Negara di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang menjadi pintu masuk perbatasan Indonesia dengan Sarawak, Malaysia, pertengahan Oktober 2022 lalu, saya begitu bangga dengan prajurit-prajurit muda dari Batalyon Infanteri 645/Garda Tama Yudha. Begitu besar pengabdiannya mempertahankan setiap jengkal wilayah NKRI.

Mereka bertugas selama 12 bulan, mengamankan garis batas Temajuk hingga Guna Banir yang memanjang dari Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang hingga Kabupaten Sanggau.

Ketika saya melihat kiprah anak muda bernama Mauludin Wamoi asal Kaimana, Papua Barat yang menamatkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau yang terus berkelana menyebarkan pemahaman literasi di kalangan muda di seantero negeri, saya masih berkeyakinan, semangat Sumpah Pemuda itu terus ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com