Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Menjabat Ketiga Kalinya, Berapa Batas Maksimal Pencalonan Presiden China?

Kompas.com - 24/10/2022, 10:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Xi Jinping kembali menjabat sebagai presiden China untuk periode ketiga.

Ini menjadikannya sebagai penguasa China paling kuat sejak Mao Zedong.

Kepastian Xi sebagai presiden China untuk ketiga kalinya datang dari Kongres Partai Komunis China yang digelar setiap lima tahun sekali.

Tujuan kongres itu adalah memilih orang-orang yang akan duduk di peran kepemimpinan puncak untuk lima tahun ke depan.

Lantas, berapa batas maksimal pencalonan presiden di China?

Dikutip dari BBC, China telah menyetujui penghapusan batas dua masa jabatan kepresidenan pada 2018.

Baca juga: Resmi, Xi Jinping Amankan Masa Jabatan Ketiga, Penguasa China Terkuat Sejak Mao Zedong


Dengan penghapusan dua masa jabatan presiden ini, memungkinkan Xi Jinping untuk tetap berkuasa seumur hidup.

Perubahan konstitusi tersebut disahkan oleh sidang tahunan parlemen, Kongres Rakyat Nasional.

Dua delegasi memberikan suara menentang perubahan dan tiga abstain, dari 2.964 suara.

Padahal, China telah memberlakukan batasan dua masa jabatan pada presidennya sejak 1990-an.

Namun, Xi menentang tradisi menghadirkan calon pengganti.

Sebaliknya, ia mengonsolidasikan kekuatan politiknya saat partai memilih untuk mengabadikan nama dan ideologi politiknya dalam konstitusi partai.

Di atas kertas, kongres adalah badan legislatif paling kuat di China, mirip dengan parlemen di negara lain.

Baca juga: Putin dan Kim Jong Un Beri Selamat ke Xi Jinping, Ini yang Disampaikan

Di bawah kepemimpinan Xi, China menjadi semakin kaya dan kuat, dikutip dari Sky News.

Visi ultra-nasionalis telah membuatnya lebih tegas terhadap panggung asing dan tidak menyesal tentang pengaruhnya.

Namun dalam sepuluh tahun kekuasaannya, Presiden Xi juga telah memusatkan sebagian besar kekuasaan di dalam negara bagian dan partai di bawah kendalinya.

Ia juga telah membersihkan saingan dan meredam perbedaan pendapat.

Orang-orang di China semakin diawasi dan disensor, sementara jurnalis, pengacara, dan kelompok masyarakat sipil sebagian besar dibungkam.

Para ahli mengatakan, sekarang ini membutuhkan gempa politik untuk menggulingkannya, sesuatu yang terasa semakin tidak mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com