KOMPAS.com - Proses peradilan pidana untuk menentukan nasib terdakwa kerap memakan waktu yang lama.
Tak seminggu dua minggu, mulai tahap pertama hingga terakhir berupa putusan pengadilan, persidangan bisa berlangsung hingga berbulan-bulan bahkan tahunan.
Padahal, sesuai asas contante justitie, peradilan seharusnya berlangsung cepat, sederhana, dan dengan biaya ringan.
Baca juga: Apa Itu Hukum Pidana?
Dilansir dari Jurnal Verstek (2021), asas ini menghendaki pemeriksaan dan penyelesaian perkara secara efektif dan efisien, tidak berbelit-belit.
Tujuannya, untuk melindungi hak terdakwa agar segera mendapatkan kepastikan hukum.
Lantas, berapa lama sidang perkara pidana berlangsung?
Baca juga: Mengapa Hakim Dipanggil “Yang Mulia”? Ini Penjelasannya
Pada persidangan pidana tingkat pertama yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN), umumnya akan melalui beberapa tahapan.
Berikut tahapan sidang pidana pada tingkat pertama, seperti dikutip Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok:
Baca juga: Siapa Sosok Dewi Keadilan? Ini Penjelasan Lengkapnya
Pengadilan wajib menyelesaikan perkara pidana, mulai pembacaan dakwaan sampai putusan hakim, dengan memperhatikan jangka waktu penahanan terdakwa.
Dilansir dari laman PN Muara Enim, terdakwa wajib dilepaskan dari tahanan jika jangka waktu penahanan sudah habis.
Merujuk Pasal 26 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), hakim PN yang mengadili perkara bisa menahan terdakwa paling lama 30 tahun.
Jika jangka waktu tersebut habis tetapi pemeriksaan belum selesai, maka bisa diperpanjang oleh Ketua PN paling lama 60 hari.
Artinya, total masa penahanan oleh hakim PN maksimal selama 90 hari.
Baca juga: 5 Hal Penting yang Terkuak dalam Sidang Ferdy Sambo
Jika dalam waktu 90 hari ternyata perkara belum diputus, terdakwa harus dikeluarkan dari tahanan demi hukum.
Dengan demikian, jangka waktu perkara pidana pada tingkat pertama seharusnya maksimal tiga bulan.