Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubah JIC Terbakar, Bagaimana Sejarah Masjid Jakarta Islamic Centre?

Kompas.com - 19/10/2022, 20:03 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Pada era itu, lokalisasi Kramat Tunggak merupakan Lokalisasi Rehabilitasi Sosial (Lokres) Kramat Tunggak yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin.

Tujuan awal dibangun lokalisasi adalah untuk membina pekerja seks di Jakarta yang kebanyakan berasal dari Pasar Senen, Kramat dan Pejompongan .

Namun, akhirnya tempat tersebut malah menjadi lokasi berkumpulnya para pekerja seks dan menjadi lahan basah bagi mucikari untuk membujuk para pekerja seks kembali bekerja sebagai wanita penghibur.

Baca juga: Siapa Pangeran Abu Dhabi yang Hadiahi Jokowi Masjid di Solo?

Selanjutnya, pada 1990-an lokasi tersebut dihuni 2.000 pekerja seks dengan pengawasan 258 mucikari.

Serta 700 orang pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan dan 155 orang tukang ojek.

Ketika itu, lokasi tersebut membuat tak nyaman masyarakat yang ada di sekitarnya, sehingga kemudian masyarakat meminta tempat tersebut ditutup.

Pada era kepemimpinan Sutiyoso, ia memutar otak untuk melakukan pendekatan dengan tim yang bertugas membuat rekayasa sosial.

"Tim itu untuk memetakan rekayasa sosial, apa sih dampak saat Kramat Tunggak dibongkar, gimana muncikarinya, PSK-nya, akibat pembongkaran terhadap warga yang menggantungkan hidup sehari-hari cari nafkah di lokalisasi itu," kata mantan anggota Tim Kajian Pembongkaran Kramat Tunggak Ricardo Hutahean kepada Kompas.com pada 2016.

Lokalisasi Kramat Tunggak ditutup

Selanjutnya sebelum dilakukan penggusuran, para mucikari ditawari uang ganti rugi, dan ribuan PSK diberi pendampingan selama lima tahun.

"Mereka juga difasilitasi untuk melakukan kegiatan setelah pensiun dari PSK. Ikut kursus menjahit, masak, tata boga, dan lain-lain," tutur Ricardo.

Lokalisasi Kramat Tunggak selanjutnya resmi ditutup oleh Pemerintah Provinsi DKI pada 31 Desember 1999.

Sutiyoso kemudian melontarkan ide untuk mendirikan JIC dengan terlebih dahulu mendiskusikannya dalam forum bersama berbagai elemen masyarakat di tahun 2001.

Agustus 2002 kemudian dilakukan studi komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggirs dan Perancis.

Selanjutnya setelah dibangun, masjid ini, diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 4 Maret 2003.

Baca juga: Menilik Masjid dengan Menara Tertinggi di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com