Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Prakerja Terdaftar sebagai SDG Acceleration, Apa Itu?

Kompas.com - 19/10/2022, 18:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Kartu Prakerja resmi terdaftar sebagai Sustainable Development Goals (SDG) Acceleration.

Hal ini diungkapkan dalam unggahan Instagram resmi kartu Prakerja, Selasa (18/10/2022).

"Udah tahu belum apa itu SDGs? Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berisi 17 poin yang didorong oleh semua negara untuk dapat tercapai pada 2030 dan tertuang pada resolusi Agenda 2030 PBB," tulis Prakerja.

Baca juga: Ramai soal Tes Psikometri di Kartu Prakerja, Apa Itu?

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kartu Prakerja (@prakerja.go.id)

Lantas, apa itu SDG Acceleration?

Arti SDG Acceleration

SDG Acceleration adalah inisiatif yang dilakukan secara sukarela untuk mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan.

Disebutkan, inisiatif tersebut dilakukan oleh pemerintah dan aktor non-negara lainnya secara individu atau dalam kemitraan.

Informasi terkait program Kartu Prakerja kini pun telah tertera di laman PBB, https://sdgs.un.org/partnerships/program-kartu-prakerja.

Baca juga: Penjelasan Pelaksana Program soal Penerima Bansos Tidak Bisa Daftar Prakerja Gelombang 46


Kartu Prakerja ada di laman PBB

Dilansir dari laman sdgs.un.org, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada 2019, sekitar 86 persen tenaga kerja Indonesia tidak pernah mengikuti pelatihan bersertifikat, yang berkontribusi pada ketidaksesuaian keterampilan lebih lanjut di pasar tenaga kerja Indonesia.

Menjawab tantangan tersebut, pada April 2020, pemerintah Indonesia meluncurkan program Kartu Prakerja yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi, meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta mendorong tenaga kerja untuk mengembangkan kewirausahaan melalui peningkatan keterampilan (skilling, reskilling, dan upskilling).

Baca juga: Perubahan pada Kartu Prakerja 2023: Naiknya Besaran Bantuan, Penurunan Insentif, dan Perbedaan Skema Pelatihan

Selama pandemi Covid-19, Kartu Prakerja mengadopsi "misi ganda" untuk meningkatkan kompetensi dan mengamankan daya beli masyarakat yang terkena dampak buruk pandemi.

Program Kartu Prakerja tersedia untuk semua warga negara Indonesia yang berusia di atas 18 tahun yang tidak terdaftar dalam pendidikan formal apa pun.

Dengan ekosistem digital end-to-end, Kartu Prakerja memungkinkan proses pendaftaran yang mudah dan efisien untuk semua orang di seluruh negeri.

Dalam memastikan pemerataan, penerima manfaat program bantuan sosial pemerintah lainnya tidak memenuhi syarat untuk mendaftar.

Baca juga: Tahun 2023 Bantuan Prakerja Naik Rp 4,2 Juta, tapi Insentif Turun

Mitra Kartu Prakerja

Syarat dan cara daftar Kartu Prakerja lewat HP dengan mudahTangkapan layar laman prakerja.go.id Syarat dan cara daftar Kartu Prakerja lewat HP dengan mudah

Kartu Prakerja terdiri dari tiga mitra penting, yakni pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan mitra.

Pembuat kebijakan Kartu Prakerja, yakni Komite Cipta Kerja, yang terdiri dari 14 menteri dan pimpinan lembaga, termasuk pejabat eselon 1 dari kementerian/lembaga yang tergabung dalam panitia, semuanya dibantu oleh sekretariat panitia.

Pelaksana, yakni Project Management Office (PMO) Kartu Prakerja bertanggung jawab atas pelaksanaan program, sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh Panitia.

Baca juga: Program Kartu Prakerja Akan Dilanjutkan pada 2023 dengan Skema Normal

Selanjutnya, implementasi Kartu Prakerja terutama dilakukan melalui ekosistem mitra yang melibatkan:

  • Platform digital: enam platform digital sebagai pasar digital untuk membuat inventaris pelatihan dan mengkurasinya, memfasilitasi lembaga pelatihan untuk mendaftar program, serta mendukung penerima manfaat untuk menelusuri dan memilih dari berbagai pelatihan yang ditawarkan di platform;
  • Lembaga pelatihan: 183 lembaga pelatihan bertugas melaksanakan program pelatihan dan memberikan sertifikat pelatihan;
  • Mitra pembayaran: empat perusahaan teknologi keuangan dan dua bank komersial sebagai distributor insentif;
  • Mitra penilaian: lima lembaga pendidikan, yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Atma Jaya, dan Indonesia Mengajar, memastikan kualitas program pelatihan sebelum memasuki ekosistem Prakerja;
  • Mitra pemantau: terdiri dari tiga universitas, yakni IPB University, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, memastikan kepatuhan program pelatihan begitu mereka memasuki ekosistem;
  • Lembaga penelitian terkemuka yang melakukan evaluasi program melalui survei dan penelitian evaluasi dampak; Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Dunia, Cyrus Network, Ipsos, Center for Strategic and International Studies (CSIS), The Abdul Latief Jameel Poverty Action Lab Southeast Asia (J- PAL SEA), dan Presisi Indonesia;
  • Empat portal pekerjaan menyediakan lowongan pekerjaan kepada penerima manfaat.

Baca juga: Cara Cek Lolos Kartu Prakerja hingga Membeli Pelatihan Prakerja

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 3 Penyebab Gagalnya Pencairan Insentif Kartu Prakerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com