Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Jatim, Selandia Baru Pun Punya Wilayah Bernama Ngawi

Kompas.com - 18/10/2022, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini, Ngawi identik dengan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Namun, siapa sangka, Selandia Baru juga memiliki area kecil yang bernama Ngawi.

Desa Ngawi di Selandia baru ini langsung menjadi buah bibir warganet di sosial media, Twitter.

Salah satu twit akun ini menunjukkan bahwa Desa Ngawi itu berada di Pulau Utara, Selandia Baru.

"Yang orang Ngawi fix dwi kewarganegaraan," tulis pengunggah.

Bahkan, di salah satu komentar, ada warganet yang menunjukkan foto yang menunjukkan lokasi Desa Ngawi itu.

"A***** RILL NO FEK WKWKWKWKWKWK," tulis akun ini.

Hingga Selasa (18/10/2022) unggahan tersebut telah dikomentari hingga 272 warganet, dibagikan kepada 900 akun, dan disukai oleh 4.803 pengguna Twitter.

Baca juga: Kasus Guru Spiritual yang Perkosa Pasien di Ngawi, Diduga Ada Puluhan Korban Lain

Mengenal Desa Ngawi, Selandia Baru

Dilansir dalam laman Tourism, Ngawi di Selandia Baru adalah desa kecil yang terletak di dekat Tanjung Palliser, tepatnya di wilayah Wairarapa.

Desa kecil ini tidak jauh dari Cape Palliser. Anda hanya membutuhkan dua jam berkendara untuk sampai ke desa Ngawi jika berangkat dari Wellington, Selandia Baru.

Jika melalui tepi timur Teluk Palliser, Anda akan melewati Putangirua Pinnacles untuk sampai di Desa Ngawi. Kemudian di tikungan, Anda akan disapa oleh koloni anjing laut terbesar di Pulau Utara.

Nah, Desa Ngawi terselip di bawah tebing di teluk tapal kuda itu.

Menurut NZ Geo, sekitar 1920-an, teluk ini menjadi tempat berlabuhnya kapal penangkap ikan dari Wellington. Namun, mereka tidak sampai menetap dan menjadi penduduk setempat.

Kendati demikian, ketika mereka menemukan gagasan untuk menggunakan traktor guna mengangkut perahu mereka keluar dari air, Desa Ngawi berubah menjadi permukiman permanen.

Baca juga: Mengoptimalisasi Pemanfaatan Dana Desa

Ngawi, desa kecil di Selandia BaruUnsplash/Joshua Bayliss Ngawi, desa kecil di Selandia Baru

Sisi kehidupan Desa Ngawi

Jika Anda menyukai permukiman di tepi pantai yang unik, Anda akan menyukai Desa Ngawi di Selandia Baru ini.

Desa Ngawi menjadi rumah bagi para nelayan dan keluarga mereka. Desa kecil ini menjadi tempat tinggal sekelompok komunitas nelayan yang erat.

Tentu saja, rata-rata mata pencaharian mereka adalah mencari ikan dan hewan-hewan laut lainnya.

Sementara itu, beberapa anak laki-laki tua umumnya bekerja dengan memperbaiki barang-barang, bermain golf, mengangkut udang karang hingga ikan.

Pasalnya, Desa Ngawi ini sempat menjadi pusat pengolahan udang karang (rock lobster) pada tahun 1980-an.

Dikutip dari Wairarapanz, Desa Ngawi memiliki lebih banyak traktor per kepala penduduk daripada di tempat lain di dunia.

Mesin-mesin tua yang terpercaya ini mengangkut perahu-perahu nelayan masuk dan keluar dari gelombang liar Selat Cook.

Lusinan traktor besar yang mulai berkarat berjajar di sepanjang pantai yang landai. Dibandingkan dengan ukuran kapal nelayan yang mungil, traktor ini terlihat sangat besar.

Pemandangan ini menjadi hal yang unik ketika Anda mengunjungi Desa Ngawi di Selandia Baru ini.

Bahkan, di musim liburan, pemandangan trantor yang berjajar dengan perahu warna-warni ini telah menjadi daya tarik wisata yang berharga.

Baca juga: Citayam, Desa di Kabupaten Bogor yang Tersohor sejak Zaman Kolonial Belanda

Akses di desa Ngawi

Menurut catatan NZgeo, Desa Ngawi memiliki fasilitas wisata yang sangat minim.

Beberapa dekade yang lalu, akses di Desa Ngawi masih sangat sulit. Ditambah lagi ketiadaan jembatan dan akses jalan yang masih minim.

Biasanya, penduduk setempat akan mengikat mobil mereka bersama-sama untuk melewati bagian sungai yang sulit ketika dalam perjalanan hujan lebat.

Tak jarang, mereka yang harus kembali harus berkemas di tengah malam sebelum sungai mulai meluap.

George, penduduk Desa Ngawi mengatakan bahwa tidak ada tenaga listrik di desa kecil tempat tinggalnya itu.

"Kami biasa menyalakan generator dan ketika Anda kehabisan bahan bakar, Anda akan tidur," jelasnya, dilansir dari Stuff.co.

"Kami memandikan anak-anak di luar, memanaskan air di bawah sinar matahari," kata George.

Namun, kini, George mengatakan bahwa akses dari dan ke Desa Ngawi sudah mulai mengalami kemajuan.

"Ada jalan beraspal. Kami punya telepon dan televisi. Hanya saja tidak ada kota di dekatnya," tuturnya.

Kendati demikian, Desa Ngawi masih menjadi daya tarik turis tiap akhir pekan. Pada akhir pekan, jumlah turis jauh lebih banyak daripada penduduk lokal.

Mereka kerap berkemah di area tersebut dan menghabiskan waktu untuk memancing. Memancing menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan yang berkunjung ke desa kecil ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com