KOMPAS.com - Kasus Covid-19 masih terus dilaporkan hingga kini.
Di Indonesia ada kabar baik, kasusnya tergolong landai dan PPKM akan dievaluasi sampai akhir bulan Oktober ini.
Dilansir laman Worldometer, Rabu (12/10/2022) pagi, total kasus Covid-19 di dunia saat ini adalah 627.405.935 kasus.
Total kematian karena Covid-19 di dunia adalah 6.563.162 kasus. Jumlah kasus sembuh mencapai 607.077.239.
Adapun negara dengan kasus Covid-19 terbanyak adalah Amerika Serikat dengan 98.598.299 kasus. Setelah itu, India 44.617.182 kasus dan Prancis 35.970.379 kasus.
Berikut update corona di beberapa negara:
Baca juga: Apakah PPKM Akan Dicabut dalam Waktu Dekat? Ini Penjelasan Satgas
Hal itu disampaikan Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (11/10/2022).
"Kalau kita bisa jaga di bulan Februari (2023) kasusnya landai maka kita bisa lepas dari pandemi Covid-19 ini," kata Airlangga, dilansir dari Kompas.com, Selasa (11/10/2022).
Airlangga mengungkapkan bahwa secara keseluruhan dalam enam bulan terakhir perkembangan kasusnya sudah mulai melandai.
Untuk kasus konfirmasi Covid-19 harian secara nasional atau seven days moving average Indonesia berada di angka 1.195.
"Sehingga relatif rendah. Dan berdasarkan data Rt (reproduksi efektif) kita bisa mencapai kurang dari 1 dalam tiga bulan terakhir," lanjut Airlangga.
Dia pun menuturkan selama enam bulan terakhir ini perkembangan kasus positif Covid-19 juga relatif landai.
Melihat perkembangan data yang ada, kata Airlangga, Presiden Jokowi meminta PPKM dievaluasi sampai dengan akhir Oktober ini.
"Dan akhir bulan depan nanti akan ditentukan terkait pelaksanaan PPKM ke depan. Disertai catatan bahwa booster atau vaksinasi di-ekstensifikasikan di bulan November, Desember dan Januari," tambah Airlangga.
Baca juga: Satgas: PPKM Menjaga Kita jika Kasus Covid-19 Kembali Melonjak
Diberitakan CNBC, Selasa (11/10/2022), di tiga distrik pusat kota Shanghai, tempat-tempat hiburan seperti kafe internet ditutup sementara.
Pada Selasa, banyak sekolah di kota Xi’an di China membatalkan kelas tatap muka untuk sebagian besar siswa.
Tagar tentang penutupan mendadak menjadi salah satu item trending teratas di Weibo, platform media sosial mirip Twitter di China.
Lockdown telah dilakukan di provinsi Yunnan selatan sejak 4 Oktober.
Pemerintah Xinjiang melarang orang-orang meninggalkan wilayah itu karena wabah Covid lokal. Sementara itu lockdown di kota Haikou di provinsi Hainan dimulai sejak 6 Oktober.
Rata-rata pergerakan tujuh hari dari infeksi Covid yang ditularkan secara lokal dengan gejala lebih dari dua kali lipat dari 136 pada 1 Oktober menjadi 305 pada 9 Oktober
Langkah pengendalian Covid-19 telah berpengaruh negatif pada sekitar 4,8 persen produk domestik bruto China.
Baca juga: Kronologi Penembakan Salah Sasaran di AS, Korban Seorang WNI asal Semarang
Survei itu dilakukan pada Desember terhadap 1.700 orang. Survei menemukan 721 responden salah mengartikan status Covid-19 mereka atau gagal mengikuti rekomendasi kesehatan masyarakat.
Orang-orang mengabaikan aturan karantina. Mereka juga tidak menyebutkan bahwa mereka mungkin terinfeksi atau memang terinfeksi Covid-19 ketika bertemu dokter.
Selain itu mereka tidak jujur tentang status vaksinasi, mengklaim bahwa mereka divaksinasi ketika mereka tidak divaksinasi atau bahwa mereka tidak divaksinasi ketika mereka divaksinasi.
Alasan paling umum dari kurangnya transparansi adalah karena orang ingin merasa normal atau menjalankan kebebasan pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.