Sosiolog Universirtas Airlangga Bagong Suyanto menjelaskan alasan mengapa pejabat Jepang sering mengundurkan diri, sementara Indonesia tidak.
Menurutnya, hal ini soal kultur.
Di Jepang, kata Bagong, memiliki kultur ksatria yang mengedepankan kehormatan dan tanggung jawab.
"Di Indonesia kultur seperti itu belum tumbuh, sehingga yang dikorbankan biasanya justru aparat atau pihak-pihak yang dimensinya lebih rendah dari pejabat itu sendiri," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/10/2022).
Baca juga: Kepala Polisi Jepang Mundur Setelah Kasus Pembunuhan Shinzo Abe
Sementara itu, fenomena pengunduran diri yang banyak dilakukan oleh kalangan pejabat publik Jepang, memberikan gambaran mengenai budaya politik yang dimiliki oleh bangsa Jepang.
Demikian dikutip dari riset Yusy Widarahesty dan Rindu Ayu dalam judul "Fenomena Pengunduran Diri di Kalangan Pejabat Publik Jepang (Studi tentang Budaya Politik Masyarakat Jepang Tahun 2007-2011)".
Dituliskan bahwa budaya mundur yang merupakan cerminan dari "budaya malu" telah menjadi ritual yang dimiliki dalam sejarah panjang bangsa Jepang.
Selain itu, "harakiri politik" yang dilakukan di kalangan pejabat publik Jepang telah menunjukan bagaimana budaya politik yang dimiliki oleh bangsa Jepang.
"Rasa pertanggungjawaban yang besar terhadap kelompok merupakan harga mutlak yang harus dibayar oleh masing-masing individu yang berada dan menjadi bagian di dalamnya," tulis Yusy Widarahesty dan Rindu Ayu dalam risetnya.
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial volume 2 nomor 1, Maret 2013.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Profil Dirut PT LIB, dan Ancaman Hukuman Para Tersangka...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.