Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Padang Berpotensi Tsunami, BMKG Dorong Tsunami Ready Community

Kompas.com - 02/10/2022, 18:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Padang berpotensi mengalami gempa bumi dan tsunami, karena letak pantainya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam acara Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang dan pencanangan komunitas siaga tsunami, Kota Padang, Jumat (30/9/2022).

"Kota Padang adalah kota yang memiliki potensi gempa bumi dan tsunami dikarenakan letak pantainya di bagian barat berhadapan dengan zona sumber gempa bumi Megathrust, yang menurut para pakar memiliki potensi magnitudo cukup besar," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Dwikorita melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/10/2022), mengatakan seluruh Pantai Barat Sumatera mulai dari pesisir Aceh hingga Lampung telah mengalami peristiwa gempa besar yang merusak.

Seluruh energi gempa di Pantai Barat Pulau Sumatera tersebut menyisakan segmen sumber gempa Megathrust Mentawai-Siberut yang berhadapan dengan pesisir Sumatera Barat, sebagai satu-satunya segmen megathrust yang belum rilis energi sejak tahun 2000.

Situasi ini, kata dia, berpotensi membangkitkan gempa besar dan merusak. Berdasarkan kajian para ahli, segmen tersebut menyimpan potensi magnitudo maksimum hingga 8,9.

Menurut Dwikorita, hal ini perlu menjadi perhatian bersama seluruh pihak guna menyiapkan langkah mitigasi komprehensif guna mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang besar.

"Berdasarkan catatan Katalog Tsunami BMKG, Sumatera Barat pernah mengalami tsunami beberapa kali yaitu pada tahun 1797, 1833, 1904, dan 1935. Di samping itu, dalam pemodelan tsunami BMKG, menunjukkan bahwa tinggi gelombang tsunami di pesisir Kota Padang akibat gempa bumi skenario terburuk Magnitudo M8,9 dapat mencapai lebih dari 10 meter dengan waktu tiba tsunami kurang dari 30 menit," ujar Dwikorita.

Melihat potensi tsunami tersebut, lanjut Dwikorita, ditambah status Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat dengan kepadatan penduduk mencapai lebih dari 900.000 jiwa, maka tidak heran jika Kota Padang memiliki indeks risiko tsunami yang sangat tinggi.

Baca juga: Analisis Gempa M 6.0 di Tapanuli Utara dan Laporan Kerusakan

Tsunamy Ready Community

BMKG mendorong Pemerintah Kota Padang mewujudkan masyarakat siaga tsunami (Tsunami Ready Community) di seluruh kelurahan Kota Padang.

Langkah ini bertujuan menyiapkan masyarakat agar senantiasa siap siaga dan tidak gagap dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami.

Sedikitnya ada 5.402.239 penduduk Indonesia yang diperkirakan terancam tsunami.

Apabila seluruh masyarakat Kota Padang telah dibimbing dan diarahkan untuk dapat menerapkan Tsunami Ready, maka dengan jumlah penduduk Kota Padang lebih dari 900.000 jiwa, akan berkontribusi pada sekitar 18 persen keselamatan penduduk Indonesia yang terancam tsunami.

"Hari ini Tsunami Ready telah terbentuk di Kelurahan Purus dan Kelurahan Lolong Belanti. Semoga ini menjadi contoh baik untuk masyarakat Padang lainnya dan segera disusul oleh kelurahan-kelurahan lainnya untuk menjadi masyarakat siaga tsunami selanjutnya," tutur Dwikorita.

Baca juga: Ramai Potensi Tsunami 28 Meter di Pacitan Jawa Timur, Ini Analisis BMKG

12 Indikator Tsunamy Ready

Dwikorita menegaskan bahwa butuh keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat untuk mempercepat terwujudnya Tsunami Ready Community.

Halaman:

Terkini Lainnya

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com