Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirumorkan Dikudeta, Ini Sepak Terjang Presiden China Xi Jinping

Kompas.com - 26/09/2022, 15:01 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Dilansir dari BBC, Xi justru beberapa kali mencoba untuk bergabung dengan PKC, tetapi ditolak karena pendirian sang ayah.

Hingga pada 1974, ia akhirnya diterima menjadi anggota PKC dan sedikit demi sedikit mulai menapaki kesuksesan.

Tahun pertama sebagai anggota resmi partai, ia menjabat sebagai sekretaris cabang. Tahun berikutnya, Xi menempuh pendidikan teknik kimia di Universitas Tsinghua Beijing dan lulus pada 1973.

Setelah lulus, ia bekerja sebagai sekretaris Geng Biao, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Nasional kala itu.

Pada 1982, Xi melepaskan jabatannya dan meninggalkan Beijing untuk bekerja sebagai wakil sekretaris PKC di Provinsi Hebei.

Karier politiknya kian menanjak usai pada 1985 ditunjuk sebagai anggota komite partai dan Wakil Wali Kota Xiamen di Provinsi Fujian.

Saat di Fujian, Xi menikah dengan artis dan penyanyi Peng Liyuan pada 1987.

Pada 1995, jabatan Xi Jinping naik menjadi wakil sekretaris partai untuk wilayah provinsi. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai ketua partai di Shanghai.

Pada Oktober 2007, Xi terpilih menjadi satu dari sembilan anggota komite Biro Politik (Politbiro) PKC, badan pembuat keputusan tertinggi di partai.

Hingga puncaknya, pada 2012, Xi Jinping terpilih sebagai Presiden China.

Baca juga: Xi Jinping Melewatkan Makan Malam dengan Putin, Ini Alasannya

Mengkampanyekan gerakan anti-korupsi nasional

Salah satu inisiatif pertama Xi Jinping sebagai pemimpin negara adalah mengampanyekan gerakan antikorupsi secara nasional.

Kampanye ini menyebabkan ribuan pejabat negara dipecat, baik pejabat tinggi maupun rendah.

Salah satu pejabat tinggi kena, yakni mantan kepala keamanan Zhou Yongkang pada akhir 2014.

Masih dari BBC, selama kepemimpinan Xi, China telah memberlakukan reformasi ekonomi untuk memerangi perlambatan pertumbuhan, seperti mengurangi industri milik negara yang membengkak.

Ia juga memperkenalkan proyek perdagangan "One Belt, One Road" untuk memperkuat rute perdagangan.

Selain itu, Xi Jinping juga mengubah beberapa undang-undang zaman dahulu dan secara resmi mengakhiri kebijakan satu anak di China pada 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com