KOMPAS.com - Inflasi adalah tanda dari kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Dampak suatu negara mengalami inflasi adalah tergerusnya daya beli masyarakat.
Inflasi yang terlalu tinggi akan berdampak negatif pada masyarakat berpendapatan menengah ke bawah yang sudah memiliki penghasilan pas-pasan, bahkan sebelum inflasi meningkat.
Selain pandemi Covid-19, salah satu faktor penyebab terjadi inflasi di sejumlah negara, yakni perang antara Rusia-Ukrania yang sampai saat ini belum berdamai.
Berikut 19 negara dengan inflasi tertinggi di dunia, dikutip dari Trading Economics:
Baca juga: Apa Itu Inflasi? Ini Pengertian, Penyebab, hingga Dampaknya
Turki atau saat ini dikenal Turkiye memiliki tingkat inflasi paling tinggi yakni 79,6 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya di 78,62.
Argentina memiliki tingkat inflasi tinggi yakni 71 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik cukup signifikan dengan tingkat inflasi sebelumnya berada di 64.
Rusia memiliki tingkat inflasi 15,1 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 15,9.
Spanyol memiliki tingkat inflasi 10,4 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 10,8.
Belanda memiliki tingkat inflasi 10,3 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya, yakni 8,6.
Baca juga: Rencana Kenaikan Harga BBM, Inflasi, dan Solusi yang Bisa Ditempuh...
Britania Raya memiliki tingkat inflasi 10,1 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 9,4.
Brazil memiliki tingkat inflasi 10,07 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 11,89.
Kawasan Euro memiliki tingkat inflasi 9,1 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 8,9.
AS memiliki tingkat inflasi 8,5 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 9,1.
Italia memiliki tingkat inflasi 8,4 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 7,9.
Baca juga: Demi Cegah Inflasi Luhut Imbau Tanam Cabai Sendiri, Bagaimana Caranya?
Meksiko memiliki tingkat inflasi 8,15 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 7,99.
Jerman memiliki tingkat inflasi 7,9 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 7,5.
Afrika Selatan memiliki tingkat inflasi 7,8 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 7,4.
Kanada memiliki tingkat inflasi 7,6 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 8,1.
Singapura memiliki tingkat inflasi 7 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 6,7.
Baca juga: Harga Pertalite, Solar, Pertamax Resmi Naik, Sri Mulyani Pantau Dampaknya ke Inflasi RI
India memiliki tingkat inflasi 6,71 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 7,01.
Australia memiliki tingkat inflasi 6,1 persen (tercatat pada Juli 2022) secara tahunan. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yakni 5,1.
Perancis memiliki tingkat inflasi 5,8 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 6,1.
Korea Selatan memiliki tingkat inflasi 5,7 persen (tercatat pada Agustus 2022) secara tahunan. Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yakni 6,3.
Baca juga: Perang Rusia Ukraina Bisa Pengaruhi APBN dan Picu Inflasi, Benarkah?
Namun secara tahunan masih terjadi inflasi pada IHK Agustus 2022 sebesar 4,69 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, tekanan inflasi ini masih akan berlanjut.
Bahkan dapat mendorong inflasi 2022 dan 2023 melebihi batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen.
"Ke depan, tekanan inflasi IHK diprakirakan masih berlanjut, antara lain didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).
Dia menjelaskan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, inflasi kelompok yang bergejolak (volatile food), dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat berisiko meningkatkan inflasi inti.
Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2022 masih terjaga rendah sebesar 3,04 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,86 persen.
Namun secara bulanan inflasi inti Agustus 2022 tercatat mengalami peningkatan dari 0,28 persen month to month (mtm) di Juli 2022 menjadi 0,38 persen mtm.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.