Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Vinna Melwanti
News Director Aplikasi Caping

Penulis alumni Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang. Sejak kuliah sudah jadi wartawan, mantan korlap Padang ekspres, mantan Pemred Padang TV, mantan redpel tabloid Nyata, mantan staf ahli sekjen DPD RI dan kini news director aplikasi Caping. Lahir di Jakarta dan sekarang berdomisili di kota yang sama.

Viral: Meranumkan Konstruksi Berpikir

Kompas.com - 10/08/2022, 10:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIAP orang punya kepala dan tiapnya mengkonstruksi satu kasus dalam kepalanya itu. Dan ia mencocoklogikan peristiwa tersebut dengan kemerdekaannya dalam berpikir.

Contoh kasus adalah peristiwa polisi tembak polisi. Kemudian kisah Camat di Payakumbuh yang viral. Tanpa ingin menggali lebih jauh, seseorang asik dengan pikirannya sendiri dan celakanya, salah.

Banyak orang sudah out of the box dan berubah menjadi ahli. Anehnya ketika pikirannya tersingkir atau berbeda dari sesuatu yang viral, ia mengubah sikapnya dengan cepat. Mengikuti. Namanya follower, mengekor. Ia korban isi kepalanya sendiri. Ia kemudian hanyut.

Jadi, kemerdekaannya berpikir berubah sesuai arus utama, ia tidak kokoh dalam pendirian, karena dari awal sudah tergesa-gesa.

Persis postingan di medsos, apa isi komentar pertama, maka itu yang diikutinya. Ia kehilangan dirinya sendiri.

Misal yang terbaru ibu PC bermasker lebar, istri jenderal yang bermasalah, tampil di dekat gerbang Mako Brimob. Ibu itu dianggap bukan yang bersangkutan alias diperankan orang lain.

Ini karena wajahnya tidak sesuai dengan wajah di medsos, itu bukan dia. Padahal, kita tidak tahu, wajah yang sebenarnya. Inilah ikut-ikutan berikutnya.

Kasus lain, Bu Camat di Payakumbuh. Sama saja, kemerdekaan berpikir, simpang-siur. Sesekali memihak dia, ketika lain memihak MUI dan wali kota. Hanyut-hanyut tak menentu saja.

Konstruksi berpikir hanyut itu akan membesar dalam wadah. Wadah itu: medsos dan WAG. Di wadah itulah akhirnya masing-masing mencurahkan pendapatnya.

Banyak yang senang jika konstruksi pikirnya disukai dan sebaliknya. Tak suka dia lalu cabut dari grup. Atau sumringah jika banyak like.

Orang punya gaya dan minat sama kumpul di komunitas yang sama pula. Acap pula mereka terjebak dalam teori konspirasi yang dibuat sendiri.

Pokoknya ini terjadi karena naga sembilan, misalnya. Dia tak tahu pula apa itu naga sembilan.

Di sana akan ketahuan apakah konstruksi pikiran kita benar atau banyak salahnya. Jadi bisa dideteksi bagaimana selera orang dan selera sendiri dalam membaca hal-hal yang sedang dibicarakan.

Secara naluri, tiap kita ingin menjadi orang yang paling hebat. Tapi, jangan dipaksakan.

Jika dilihat kasus pembunuhan polisi oleh polisi, maka berbagai pendapat muncul, media arus utama telah tampil kembali mengambil kerjanya dengan nyata.

Kasus jagal di rumah jenderal ini mengajak kita agar membentuk konstruksi pikiran dengan benar, bukan tebak-tebakan. Jika tidak, maka akan membuka teori konspirasi yang masing-masing kita membangun sendiri, dan menghakimi pelaku yang entah siapa.

Kasus pembunuhan paling heboh di Indonesia, setelah kopi sianida ini, bisa dijadikan bahan untuk belajar mengkonstruksikan pikiran.

Karena ini bulan kemerdekaan, maka marilah kita dewasa berpikir dan mengkonstruksikan sebuah peristiwa dengan sikap merdeka, bukan bak mobil putus rem. Jangan cepat-cepat, tertegunlah sebentar.

Pikirlah dulu. Bukankah pikir itu pelita hati. Merdeka berpikir tak sama dengan berbuat serampangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com