Banjir juga terjadi di Dubai, Uni Emirat Arab sejak Kamis (28/7/2022). Dikutip dari Reuters, setidaknya tujuh orang meninggal dalam banjir yang terjadi di sejumlah wilayah seperti di Ras Al Khaimah, Sharjah dan Fujairah.
Dikutip dari The National News, upaya tanggap darurat besar-besaran saat ini sedang dilakukan.
Banjir yang terjadi di musim panas tersebut menyebabkan jalan tergenang air, mengakibatkan orang-orang harus mengungsi, dan rumah-rumah rusak.
Anggota Kementerian Pertahanan telah datang di Fujairah bergabung dengan polisi dan tim pertahanan sipil untuk membantu evakuasi.
Floods in eastern Kentucky, winter storm in Texas, roads melting in England. This is the cost of fossil fuels and the #climatecrisis.
How many more 'historic' events? How many more people impacted before we #ActOnClimate?#Climate #energy #renewables #GreenNewDeal pic.twitter.com/QclH1VNMuN
— Mike Hudema (@MikeHudema) July 30, 2022
Banjir juga terjadi di Ras Al Khaimah yang menyebabkan lebih dari 200 pengendara terdampar di kawasan pegunungan karena naiknya permukaan air.
“Lebih dari 200 orang yang mobilnya terjebak di pegunungan tinggi dan di lembah-lembah dan yang terjebak oleh air telah diselamatkan dan memberikan dukungan,” kata Kepala Polisi Ras Al Khaimah Mayor Jenderal Ali Al Nuaimi.
Baca juga: BMKG: Potensi Gempa 8,7 M dan Tsunami 10 Meter Cilacap Bukan Ramalan
Dikutip dari NDTV, Pusat Meteorologi Nasional UEA telah memperingatkan adanya “peristiwa cuaca berbahaya” seiring dengan meningkatnya curah hujan.
Curah hujan tertinggi dari pantauan sejak Senin (25/7/2022) hingga kamis (21/7/2022) adalah 234,9 mm.
Tertinggi kedua adalah Masafi dengan curah hujan 209,7 mm dan tertinggi ketiga tercatat di Bandara Fujairah dengan 187,9 mm.
Karena biasanya curah hujan di wilayah tersebut tertinggi berkisar 100 mm, maka kemudian peringatan tersebut dikeluarkan.
“We had to swim out and it was over my head. It was scary.” The death toll in the devastating flash floods that hit Kentucky this week has risen to 16 and is expected to increase as rescue efforts continue. Follow live updates. https://t.co/FclssI11Xk pic.twitter.com/JzXMXn4nFr
— The New York Times (@nytimes) July 29, 2022
Pusat Meteorologi Nasional juga menilai pemanasan global dan perubahan iklim mungkin menjadi alasan meningkatnya frekuensi hujan lebat.
Pemanasan global dan perubahan iklim mungkin merupakan salah satu alasan penyebab peningkatan frekuensi hujan di Uni emirat Arab (UEA).
Smeentara di Inggris telah mencatat suhu tertinggi yang pernah tercatat baru-baru ini di tengah gelombang panas yang melanda sebagian Eropa.
"Jadi, perubahan iklim terbukti. Faktor lain (untuk hujan di UEA) adalah fenomena El Nino dan La Nina adalah pola iklim yang dapat mempengaruhi cuaca di seluruh dunia," kata Pusat Meteorologi Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.