KOMPAS.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi gempa magnitudo 8,7 dan tsunami setinggi 10 meter di pesisir Cilacap, Jawa Tengah.
Kepala BMKG Dwikorta Karnawati menyampaikan, Cilacap berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia.
“Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap. Sebagai akibat dari gempabumi dengan kekuatan M 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut," ujar Dwilkorta sebagaimana dikutip dari laman BMKG, 28 Juli 2022.
Dwikorita mengatakan, adanya potensi gempa dan tsunami di Cilacap tersebut adalah skenario terburuk dan bukan ramalan. Namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.
Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Tsunami Setinggi 10 Meter di Cilacap
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, potensi gempa dan tsunami hingga 10 meter di Cilacap memiliki sumber yang sama dengan potensi tsunami hingga 28 meter di Pacitan yang pernah disampaikan BMKG 2021 lalu.
“Sama (sumbernya potensi) yaitu zona megathrust yang merupakan zona tumbukan lempeng raksasa indo-Australia dan Eurasia yang mampu mengakumulasi medan tegangan kulit bumi dengan kekuatan besar dan dapat dilepas sebagai gempa besar,” ujar Daryono dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/7/2022).
Daryono mengatakan, pada dasarnya sumber gempa megathrust selatan Jawa sebenarnya bisa mengakibatkan gempa dan tsunami di mana saja, asalkan lokasi tersebut berada pada jalur tunjaman lempeng.
Dalam hal ini menurutnya termasuk potensi gempa kuat di zona megathrust selatan Cilacap, maupun selatan Jawa Timur adalah yang sangat mungkin terjadi dan diwaspadai.
“Wilayah yang perlu mewaspadai terkait potensi gempa Magnitudo 8,7 adalah seluruh pantai selatan Jawa, karena meskipun gempa yang terjadi berpusat di sebelah selatan Cilacap tetapi pantai yang terdampak tsunami mencakup hampir seluruh pantai selatan Jawa,” ungkap Daryono.
Ia juga mengatakan dari sejarahnya sudah banyak tsunami selatan Jawa, setidaknya lebih dari 8 kali terjadi.
“Terbaru tsunami Pangandaran 2006 dengan korban meninggal 650 orang dan beberapa di antaranya hilang,” ujar Dia.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Ramai Isu Tsunami 28 Meter di Pacitan, Jawa Timur