Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Bangkrut, Cadangan BBM Hampir Habis, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 21/06/2022, 14:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Menyusutnya cadangan mata uang asing

Pada akhir 2019, Sri Lanka memiliki cadangan mata uang asing sebesar 7,6 miliar dollar AS dan menyusut menjadi 1,93 miliar dollar AS pada Maret 2020.

Baru-baru ini, pemerintah mengatakan angka itu turun menjadi 50 juta dollar AS.

Pemerintah juga memiliki utang besar dengan negara-negara termasuk China, untuk mendanai proyek infrastruktur yang tak perlu.

Sebagian besar kemarahan rakyat atas krisis ekonomi diarahkan kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa dan saudaranya, Mahinda yang juga menjadi perdana menteri.

Mahinda kemudian diberhentikan pada Mei 2022, ketika meluasnya protes warga.

Presiden Rajapaksa telah dikritik karena pemotongan pajak besar yang dia perkenalkan pada 2019, setelah berkuasa.

Menteri Keuangan Ali Sabry mengatakan, hal ini mengakibatkan hilangnya pendapatan pemerintah lebih dari 1,4 miliar dollar AS.

Ketika kekurangan mata uang asing Sri Lanka menjadi masalah serius di awal 2021, pemerintah mencoba membatasi arus keluar dengan melarang impor pupuk kimia dan meminta petani menggunakan pupuk organik produk lokal.

Akibatnya, para petani gagal panen. Negara itu pun harus menambah stok makanannya dari luar negeri, sehingga membuat kekurangan mata uang asing semakin parah.

Baca juga: Sri Lanka Izinkan PNS Kerja Empat Hari Seminggu, Sisa Waktunya Diminta untuk Bertani

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com