Sementara, setelah Ashar tidak dianjurkan tidur, Andreas menambahkan, jika itu konteksinya malam sudah cukup tidur atau tidurnya dengan kualitas baik.
Padahal, waktu Ashar adalah saat di mana tubuh masih segar dan vitalitas sedang naik.
"Saat puasa yang enggak makan, jam-jam makan siang tetep ngantuk, karena setelah Ashar itu vitalitas kita naik lagi memang," imbuhnya.
Sedangkan, jika seseorang tidur sebelum Isya atau sekitar pukul 18.30 tidak dianjurkan karena bisa berdampak kebablasan sampai tengah malam.
Hal ini membuat orang kesulitan tidur kembali saat tengah malam.
Namun, jika manusia modern, kurang cocok dengan waktu ini, lantaran pada waktu ini biasanya orang-orang modern masih terjaga atau pulang kerja.
Andreas mengatakan, orang yang tidur seharian juga tidak menyalahi aturan. Sebab, orang yang tidur seharian berarti ada kebutuhan tidur yang belum tercukupi atau orang tersebut dalam keadaan sakit.
Bahkan, ada penyakit tidur dengan gejala kantuk yang berlebihan.
Baca juga: 7 Cara agar Tidak Mendengkur Saat Tidur
Terkait waktu-waktu tersebut, Andreas mengatakan bahwa, kesehatan tidur penting.
Hal ini dikarenakan tidur menjadi dasar kualitas manusia dalam arti kemampuan otak, kestabilan emosi, kecerdasan, daya ingat, dan kesehatan, dan daya tahan tubuh.
"Kalau kita kurang tidur, kolesterol naik, gula darah naik, kita jadi gemuk, hipertnesi, diabet, ke jantung, risiko kanker," kata Andreas.
Yang perlu diperhatikan, perempuan yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam tiap malam berisiko mengalami kanker payudara sebesar 37 persen.
Baca juga: Cara Memaksimalkan Jumlah Kalori yang Terbakar Saat Tidur