Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral soal Unggahan 5 Waktu Tidur yang Tidak Disarankan, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 11/06/2022, 20:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah twit menampilkan adanya lima waktu tidur yang tidak disarankan ramai di Twitter pada Jumat (10/6/2022).

Lima waktu tidur itu, yakni:

  • Tidur setelah Subuh
  • Tidur setelah makan
  • Tidur setelah Ashar
  • Tidur sebelum Isya
  • Tidur seharian

Sayangnya, tidak ada alasan atau penjelasan mengapa di waktu-waktu tersebut tidak dianjurkan untuk tidur.

Hingga Sabtu (11/6/2022), twit itu sudah dikomentari oleh beberapa warganet dan disukai sebanyak 152 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Viral, Unggahan Sistem Baru Transfer BRI ke Bank Lain Dikenai Biaya Rp 105.000/Bulan, Benarkah?

Lalu, apa alasan tidak disarankan tidur pada waktu-waktu yang disebutkan di atas?

Penjelasan dokter

Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja mengatakan bahwa lima waktu tidur yang tidak dianjurkan, yang tersebar di medsos, ada benarnya.

Namun, hal itu tidak bisa digeneralisir karena kondisi dan aktivitas seseorang berbeda-beda.

"Kalau dari saya, kapan sempatnya ya tidur saja. Jadi, bukannya enggak boleh tidur, kalau orangnya habis begadang ya tidurlah, kita tetap prioritaskan kebutuhan tidur," ujar Andreas saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/6/2022).

Baca juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak, Hanya Butuh 10-60 Detik

Awal mula pola tidur

Ilustrasi tidur di kasur di lantai. SHUTTERSTOCK/EVGENIA KULIKOVA Ilustrasi tidur di kasur di lantai.

Sebelum membahas terkait lima waktu tidur tadi, Andreas mengatakan masyarakat perlu paham soal awal mula pola tidur manusia terjadi.

Menurut dia, dasar pola tidur ada dua, yakni porsi dan sirkidian ritme.

Untuk yang pertama, tidur memiliki porsi yang serupa dengan saat kita makan. Artinya, jika sudah kenyang atau tidur cukup maka tidak bisa makan/tidur kembali jika belum lapar atau mengantuk.

Kedua, sirkidian ritme adalah irama 24 jam manusia.

"Selama 24 jam kapan kita lapar, buang air, begitu pula dengan tidur dan terjada, itu juga ada waktu-waktunya," ujar Andreas.

Baca juga: Sebenarnya, Berapa Lama Jam Tidur yang Baik? Ini Cara Menghitungnya

Misalnya, saat seseorang tidur pukul 21.00 atau 22.00, dan bangun pagi, maka tubuh akan segar kembali karena durasi tidurnya cukup dan jika kualitas tidurnya juga baik.

Namun, setelah beraktivitas pagi hingga tengah hari, maka orang tersebut akan mengantuk dan hal itu termasuk sirkidian ritme.

Andreas menyampaikan, masing-masing orang memiliki sirkidian time yang berbeda, termasuk mereka yang berumur.

Fenomena sirkidian time ini muncul pada 1980-an, di mana dalam penelitian membahas waktu tidur seseorang.

Baca juga: Cara Cepat Tidur Nyenyak, Hanya Butuh 10-60 Detik

Dalam masa penelitian, diambil sample seseorang yang sudah beraktivitas seharian, dimasukkan ke dalam ruangan tanpa cahaya buatan (lampu), dan hanya bermodalkan lilin saja.

Pada 10 hari pertama, orang tersebut mampu tidur selama 10-11 jam sehari. Kemudian, setelah penelitian berlanjut, orang tersebut mampu tidur 8 jam saja.

"Dari situlah diketahui kebutuhan tidur manusia selama 8 jam," kata Andreas.

Ia menyampaikan, ternyata para ahli sejarah memberi tahu bahwa pola tidur nenek moyang seperti itu.

"Setelah munculnya penerangan buatan/lampu, jam aktivitas jadi bergeser yang awalnya jam 1-2 siang selesai, sekarang ada penerangan buatan bisa sampai malam, akhirnya 24 jam," lanjut dia.

Hal ini juga yang menyebabkan timbulnya gangguan tidur.

Baca juga: Cuaca Panas, Bahayakah Tidur Semalaman Pakai Kipas Angin?

Penjelasan soal lima waktu tidur yang tidak dianjurkan

Ilustrasi wanita bangun dari tidur.Miriam Alonso/ Pexels Ilustrasi wanita bangun dari tidur.

Tidur setelah Subuh

Andreas mengatakan, jika dikaitkan setelah Subuh tidak boleh tidur juga ada benarnya.

"Habis Subuh enggak boleh tidur itu ada benarnya, kalau malamnya sudah cukup tidur karena sesuai sirkadian ritme," ujar Andreas.

Tidur setelah makan

Jika seseorang tidur setelah makan, maka hal ini bisa mengganggu metabolisme tubuh.

Makanan juga memerlukan waktu untuk mencerna dan nutrisinya diserap oleh tubuh. Jika kita tidur, maka proses pencernaan tidak begitu efektif.

"Otomatis metabolisme melambat, yang harusnya buat mencerna makanan, akhirnya butuh waktu lebih lama untuk mencernanya," ujar dokter spesialis saraf Bambang Kusnardi, Sabtu (11/6/2022).

Baca juga: Cuaca Panas, Bahayakah Tidur Semalaman di Lantai?

Tidur setelah Ashar

Sementara, setelah Ashar tidak dianjurkan tidur, Andreas menambahkan, jika itu konteksinya malam sudah cukup tidur atau tidurnya dengan kualitas baik.

Padahal, waktu Ashar adalah saat di mana tubuh masih segar dan vitalitas sedang naik.

"Saat puasa yang enggak makan, jam-jam makan siang tetep ngantuk, karena setelah Ashar itu vitalitas kita naik lagi memang," imbuhnya.

Tidur sebelum Isya

Sedangkan, jika seseorang tidur sebelum Isya atau sekitar pukul 18.30 tidak dianjurkan karena bisa berdampak kebablasan sampai tengah malam.

Hal ini membuat orang kesulitan tidur kembali saat tengah malam.

Namun, jika manusia modern, kurang cocok dengan waktu ini, lantaran pada waktu ini biasanya orang-orang modern masih terjaga atau pulang kerja.

Tidur seharian

Andreas mengatakan, orang yang tidur seharian juga tidak menyalahi aturan. Sebab, orang yang tidur seharian berarti ada kebutuhan tidur yang belum tercukupi atau orang tersebut dalam keadaan sakit.

Bahkan, ada penyakit tidur dengan gejala kantuk yang berlebihan.

Baca juga: 7 Cara agar Tidak Mendengkur Saat Tidur

Pentingnya menjaga pola tidur

Terkait waktu-waktu tersebut, Andreas mengatakan bahwa, kesehatan tidur penting.

Hal ini dikarenakan tidur menjadi dasar kualitas manusia dalam arti kemampuan otak, kestabilan emosi, kecerdasan, daya ingat, dan kesehatan, dan daya tahan tubuh.

"Kalau kita kurang tidur, kolesterol naik, gula darah naik, kita jadi gemuk, hipertnesi, diabet, ke jantung, risiko kanker," kata Andreas.

Yang perlu diperhatikan, perempuan yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam tiap malam berisiko mengalami kanker payudara sebesar 37 persen.

Baca juga: Cara Memaksimalkan Jumlah Kalori yang Terbakar Saat Tidur

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 8 Penyebab Sesak Napas Saat Tidur Malam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com